Sunday 11 April 2010

Siaran Acara yang Kusuka dan Tidak Kusukai

Kita tentunya sudah familiar dengan radio dan televisi, yaitu media komunikasi yang selama ini selalu menemani hari-hari kita. Selain memberi informasi, kedua media ini dapat memberikan unsur-unsur edukasi, hiburan, serta persuatif. Dari sekian banyak channel yang ditawarkan dari kedua media penyiaran tersebut pasti ada program yang kita sukai dan tidak kita sukai. Di sini, aku akan menceritakan tentang program acara dari televisi dan radio yang kusuka dan tidak kusuka beserta alasannya.
Acara televisi yang kusuka adalah Laptop Si Unyil. Kita akan mendapatkan paparan wawasan dan ilmu dengan sangat mudah. Bagi sejumlah orang yang kurang suka berkutat lama dengan buku, bisa mendapatkan pengalaman audio visual di sini. Tayangan ini memaparkan pengetahuan diselingi drama boneka yang memerankan Si Unyil. Terkadang ia ditemani kawannya seperti Melani atau Usro atau oleh tetangganya, seperti Pak Raden atau Pak Ogah. Mereka hadir dan membaur di tengah dunia nyata bersama-sama anak-anak Indonesia yang sedang asyik melakukan kegiatannya. Tak ayal muncul humor-humor yang dialami Si Unyil. Jadi, di samping mendidik dan memberi informasi, tayangan ini juga bersifat menghibur. Penonton juga akan disajikan tayangan animasi tentang asal-usul tema yang diangkat.
Tayangan ini ditargetkan untuk anak-anak. Namun, tak menghalangi orang dewasa menontonnya, karena sifatnya yang mendidik dan memberi informasi. Bahasa yang digunakan cukup ringan dan mudah diserap oleh semua kalangan. Isinya juga aman dan tepat sasaran. Tak heran acara ini mendapat penghargaan sebagai program televisi yang mendidik tahun lalu. Penggagas acara ini cukup kreatif mengemas Si Unyil yang lama vakum dan dahulunya hanya opera boneka saja. Kini tayangan ini dapat kembali dinikmati anak-anak dengan mengikuti perkembangan zaman.
Acara televisi yang tidak kusukai adalah reality show Curhat Dengan Anjasmara yang membahas masalah percintaan. Alasannya tayangan ini tidak menghibur, tidak memberi informasi, dan tidak mendidik. Tidak menghibur karena isinya hanya permasalahan dan ujung-ujungnya mengakibatkan perselisihan, bahkan kekerasan yang dikemas dalam skenario yang serba dramatis. Tidak memberikan informasi karena berkutat pada masalah pribadi manusia yang tidak layak dipertontonkan. Tidak mendidik karena muatan pengetahuannya tidak ada.
Curhat Dengan Anjasmara bisa dibilang sebagai drama yang diembel-embeli label reality show alias tidak nyata. Ini bisa dilihat dari ekspresi pelakunya yang tidak natural dan dipaksakan demi memenuhi kepuasan penonton akan tayangan yang dramatis. Setiap episode pasti ada kekisruhan. Awalnya perang mulut, semakin memanas, hingga akhirnya perkelahian. Anehnya, Anjasmara selalu menenangkan peserta, mengatakan jangan emosi, serta memanggil produser untuk memastikan semuanya berjalan baik-baik saja, tapi selalu gagal. Bahkan, ia sendiri ikut terpancing amarah. Akhirnya Anjasmara dan produsernya, terlibat kesulitan melerai peserta yang terlibat keributan tanpa ada pihak lain yang membantu.
Keanehan kedua, mengapa penonton di studio selalu kompak bersorak apabila ada suatu kejadian yang mulai memancing emosi, dengan kata-kata “Huuuu!!!”? Ini seperti sudah dikomando oleh kru acara. Di samping itu, ending acara menggantung. Tidak ada penyelesaian atau kepastian mengenai masalah yang dibicarakan. Yang kita saksikan berkesan seperti obrolan kosong. Andai saja jam tayang Curhat Dengan Anjasmara ini sekarang belum diubah, akan semakin minus pula acara ini. Sebelumnya acara ini diputar sekitar pukul 18.00 WIB. Itu menandakan, acara untuk dewasa ini ditayangkan pada jam tayang yang salah karena anak-anak pada jam itu dapat menyaksikan acara ini. Padahal di dalamnya memiliki muatan kekerasan.
Aku berharap masyarakat yang berperan sebagai penonton bisa memilih mana tayangan yang bermutu, yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan, terutama bagi anak-anak. Walaupun tayangan seperti itu tetap ditayangkan, akan tetapi bila kita tidak menontonnya, maka rating acara tersebut akan turun sehingga acara itu kemudian akan diberhentikan penayangannya.
Siaran radio yang kusukai adalah The Greatest Memories yang disiarkan Radio Yasika 95.40 FM. Acara ini berformat curhat tetapi tidak anarkis seperti tayangan Curhat Dengan Anjasmara. Penyiarnya akan membacakan surat atau email dari pendengarnya sambil diiringi alunan backsound khas The Greatest Memories. Kemudian diberikan solusi-solusi atas permasalahan itu. Setelah itu, diputarlah lagu yang liriknya sesuai dengan masalah yang dibacakan.
Siaran ini memberi masukan bagaimana bersikap bila nanti mengalami permasalahan kehidupan yang sama. Dengan kata lain, acara ini memberikan kita unsur informasi. Masalah yang dibacakan di dalamnya tidak hanya masalah asmara saja. Permasalahan kehidupan yang lain, seperti persahabatan dan keluarga juga bisa dibicarakan. Untuk mengikuti acara ini tidak perlu malu karena bisa menggunakan nama samara dan pendengar juga tidak melihat wajah kita. Ada juga unsur hiburan dalam acara ini lewat lagu yang diputar, serta motivasi dari penyiar.
Siaran radio yang tidak aku sukai adalah Kuis Tiban. Kuis ini disiarkan di Yasika FM di sela-sela acara The Greatest Memories. Kuis ini memberikan pertanyaan berupa tebak-tebakan. Yang menjawab benar mendapatkan hadiah. Untuk mengikuti kuis ini, kita perlu bergabung lewat telepon atau sms. Sejauh ini, pertanyaan yang disampaikan sangat susah dijawab dan begitu banyak yang gagal dalam kuis ini. Apabila dalam satu sesi belum ada yang bisa menjawab dan tidak ada satu pun sms masuk dalam jangka waktu yang ditentukan, maka jawaban yang benar tidak bisa diberitahukan dan kuis akan dilanjutkan lagi keesokan harinya, hingga jangka waktu yang cukup lama. Umumnya bisa mencapai satu minggu. Hal ini membuatku ragu, apakah kuis ini benar-benar ada atau bohongan.
Menurutku, acara ini tidak masuk dalam kategori mendidik dan memberi informasi. Akan tetapi merupakan bentuk komunikasi untuk mempengaruhi pendengar mengikuti kuis ini dan mengejar hadiahnya atau disebut persuasi. Acara ini bisa masuk dalam kategori menghibur, akan tetapi hanya sedikit.
Setelah mencari di internet perihal kuis ini, banyak sekali radio-radio lain di Jawa yang menyiarkan kuis seperti ini. Banyak orang protes terhadap kuis seperti ini karena ternyata ini hanya tipuan. Pemenang kuis bukanlah yang bisa menjawab dengan benar dan dapat mengirim jawabannya dalam waktu cepat, melainkan peserta yang dapat mengirim sms sebanyaknya atau bahkan tidak ada pemenang sama sekali demi mengeruk keuntungan dan kemudian pemenang yang diberitakan adalah pemenang yang dipalsukan. Kemudian acara ini disiarkan tidak live. Jika ada percakapan antara penyiar dan peserta, itu hanyalah rekaman. Orang yang menelepon adalah orang dalam. Kemudian rekaman itu diputar berulang-ulang.
Aku agak lega di sejumlah daerah kuis seperti ini sudah ditindak tegas oleh aparat yang berwenang. Sayang, Kuis Tiban yang kumaksud belum ditindak. Semoga ada tindakan tegas atas hal ini dan tidak ada Kuis Tiban lainnya karena ini termasuk penipuan dan perjudian.

1 comment: