Sunday, 11 April 2010

ASPEK-ASPEK DALAM FILM TITANIC

ASPEK PRODUKSI
Produksi suatu film dibagi menjadi tiga aspek. Aspek tersebut adalah aspek pra-produksi, aspek produksi, dan aspek pra-produksi. Aspek pra-produksi dilakukan sebelum proses pengambilan gambar atau syuting dilakukan. Aspek produksi dilakukan ketika syuting film dilakukan, dan aspek pra-produksi dilakukan setelah syuting dilakukan, namun sebelum film itu jadi secara total.
- Pra-produksi
Aspek pra-produksi meliputi dua kegiatan, yaitu kegiatan kreatif (yang berkaitan dengan penciptaan skenario) dan kegiatan ekonomi.
 Kreatif
 Ide
Ide merupakan bagian paling awal dalam pembuatan skenario. Tanpa ide, produksi film tidak akan ada karena ide adalah materi yang akan disampaikan pada film. Ide film Titanic berawal dari sejarah tenggelamnya kapal Titanic.
 Sinopsis
Sinopsis adalah tahap lanjutan dari ide yang nantinya bertujuan untuk menyusun sebuah skenario film. Tahap ini mencoba menjelaskan persoalan konkret (story) dari film. Kita bisa menyebutkan situasi utama problem dari karakter di mana lokasi film tersebut. Kita juga dapat menjelaskan apa yang mungkin terjadi pada karakter dalam film dan apa yang mereka upayakan, dengan seringkas mungkin.
Sinopsis pada film Titanic mulai menggambarkan situasi percintaan antara anak muda lain jenis yang berbeda kelas sosial. Mereka berusaha menyatukan cinta mereka dengan menerobos batas kelas sosial.
 Riset
Karena Titanic adalah film yang menampilkan sisi sejarah, mau tak mau harus ada riset produksi sebelum proses shooting dilakukan. Mereka harus mengumpulkan sejumlah data, baik dari sejumlah literasi maupun dengan cara wawancara salah satu korban kapal Titanic yang masih hidup. Hasil riset ini nantinya digunakan sebagai bagian cerita yang memerlukan fakta sejarah. Kronologi tenggelamnya kapal Titanic merupakan kronologi yang sangat penting untuk ditampilkan dalam film dan ini harus melalui proses riset. Dengan riset akan didapat gambaran mengenai bagaimana kapal Titanic karam. Tanpa adanya riset ini, bisa dibayangkan para kru akan sangat kesulitan membayangkan bagaimana bagian-bagian kapal Titanic akan digambarkan dalam film dan bagaimana Titanic bisa tenggelam.
Selain itu, riset juga berguna untuk menampilkan beberapa nama tokoh-tokoh yang berdasarkan karakter sejarah. Bumbu cerita dalam Titanic ini tidak nyata. Akan tetapi, sutradara film ini merasa penting untuk mencatut beberapa karakter sejarah yang dulunya memang pernah menumpang di kapal maut tersebut. Salah satu di antaranya adalah kapten kapal Titanic sendiri, Captain Edward John Smith yang diperankan oleh Bernard Hill.
 Treatment
Setelah riset, dilakukanlah treatment. Treatment adalah gambaran mengenai setting yang akan digunakan dalam film. Setting yang dimaksud adalah setting waktu dan tempat. Berdasarkan riset yang dilakukan untuk Titanic dirumuskanlah beberapa bayangan-bayangan mengenai waktu dan lokasi pengambilan gambar yang tepat. Syuting akhirnya diambil di atas kapal Akademik Mstislav Keldysh. Tempat ini sangat membantu untuk membuat film tampak nyata pada scene film yang modern.
 Shooting-script
Setelah melalui tahap ide, sinopsis, riset, dan treatment, maka sampailah ke tahap shooting-script. Tahap inilah di mana James Cameron membuat skenario yang dikembangkan dari ide, sinopsis, dan treatment yang sudah dibuat. Di dalamnya juga terdapat teknis-teknis khusus yang dipakai untuk seluruh pelaku film ketika pengambilan gambar. Skenario film ini murni dikerjakan oleh James Cameron sendiri.
 Storyboard
Storyboard adalah lukisan atau sketsa mengenai scene dan shot yang nantinya akan dipraktekkan pada produksi film. Pembuatan storyboard ini sudah sekaligus dengan teknik pengambilan kameranya, sehingga nantinya lebih mudah dalam proses syuting film.
Kebetulan sutradara film Titanic sendiri, James Cameron ahli dalam menggambar. Ialah yang mengerjakan storyboard. Sketsa yang digambar Jack Dawson dalam film, ternyata James yang membuatnya.
 Pembentukan kru produksi
Film ini melibatkan amat banyak kru di dalamnya, apalagi film ini adalah sebuah proyek film besar berskala internasional dan bersifat komersial. Kru produksi dalam proyek pembuatan film Titanic antara lain sutradara, produser, penulis naskah, pengarah musik, pengarah sinematografi, dan tim editor.
James Cameron sendiri mengambil banyak peran dalam proses produksi. Selain sutradara, ia merangkap sebagai produser, penulis naskah, dan turut bekerja sama mengedit film dengan tim editor.
 Seleksi sutradara, talent, tim kreatif
Sutradara yang dipilih untuk film ini adalah James Cameron. Ia memang sudah dikenal menangani beberapa film sukses sebelumnya. Keahlian James sebagai seorang sutradara di dunia perfilman internasional pun sudah tidak diragukan lagi.
Seleksi talent dilakukan oleh talent manager dan talent yang dipilih sebagai peran utamanya adalah Leonardo di Caprio dan Kate Winslet. Untuk tim kreatif, diseleksilah beberapa orang yang sesuai dengan bakat dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam film ini.

 Ekonomi
 Mencari penyandang dana
James Cameroon sebagai produser tentunya ikut bertugas menangani hal ini. Namun ia tak sendiri karena ada tim yang membantunya dalam mencari penyandang dana film ini. Apalagi mengingat multi tugasnya di proyek film Titanic. Kemudian didapatlah Paramount Pictures and 20th Century Fox yang membiayai proses syuting film yang menghabiskan kira-kira US$ 200 juta. Titanic kemudian menjadi film yang paling mahal yang pernah dibuat.
 Menetapkan pola-pola kerja sama dalam produksi
 Kerjasama dengan industri film
Untuk menciptakan sebuah film besar, diperlukan pula kerjasama dengan beberapa industri perfilman yang sudah dikenal dan terpercaya. Industri tersebut dipakai untuk menunjang kebutuhan akan studio, editing film, dan pendistribusian film. Untuk kebutuhan studio, James Cameroon memilih bekerja sama dengan Lightstorm Entertainmnet USA/Canada. Untuk kepentingan distribusi film dan pendanaan, Paramount Pictures International dan 20th Century Fox yang menjadi andalan James.
Dua nama terakhir pastinya sudah tidak asing di telinga kita. Mereka adalah dua perusahaan distribusi film di dunia yang sudah tidak diragukan lagi kinerjanya. Sudah banyak film-film di Hollywood yang mempercayakan dua perusahaan distribusi tersebut sebagai rekan kerjanya, termasuk James Cameroon sendiri.
Untuk editing visual efek, kebetulan James Cameroon memiliki perusahaan sendiri. Perusahaan itu bernama Digital Domain. Akan tetapi, James tetap saja membutuhkan kerja sama dari perusahaan editing lainnya, untuk tambahan efek-efek tertentu dalam penyelesaian film ini. Ada VIFX, POP Film, Banned From The Ranch, CIS Hollywood, dan Industrial Light & Magic.
 Menetapkan pola-pola kontrak dengan awak film

- Produksi
Masa produksi dapat dikatakan sebagai masa-masa yang paling melelahkan. Pada tahap inilah proses syuting dilakukan. Banyak sekali adegan-adegan sulit dalam film ini. Akan tetapi ada banyak trik yang dapat dilakukan untuk menyiasatinya.
Untuk adegan awal di mana bangkai kapal disorot, digunakanlah sebuah replika kapal Titanic untuk mewujudkan kapal tersebut. Penggunaan replika tidak hanya sampai di situ saja. Kita tentu masih mengingat ada tangga besar dalam kapal, di mana ada adegan Rose turun dan Jack menyambutnya. Ini juga menggunakan replika. Ketika replika ini digunakan untuk scene Titanic yang mulai dibanjiri air, replika ini rusak karena terkena goncangan air yang jumlahnya sangat besar.
Adegan fenomenal di mana Rose merentangkan tangannya di ujung kapal bersama Jack, ternyata dilakukan di atas replika kapal yang panjangnya tidak ada setengah badan kapal yang tergambar di film. Adegan ini juga dilakukan di dalam studio. Mereka menggunakan latar belakang berwarna hijau, yang disebut layar hijau atau green screen. Green screen ini sangat berfungsi ketika film ini diedit di komputer.
Adegan Jack dan Rose bergelantungan di kapal, ketika Titanic akan terbelah menjadi dua, juga dilakukan di studio. Orang-orang yang bergelantungan itu pun ternyata bukan orang sungguhan. Untuk Jack dan Rose, memang mereka yang melakukan, sedangkan penumpang-penumpang yang lain ternyata digantikan oleh stunt. Stunt yang dimaksud yaitu boneka tiruan manusia. Adegan jatuh ke laut tidak mungkin dilakukan oleh manusia karena pada proses pengambilan gambar, mereka jatuh ke lantai, bukan ke air.

- Pasca Produksi
Yang dilakukan pada tahap pasca produksi adalah mengumpulkan semua scene film yang diambil dan kemudian memulai kegiatan editing.
Studio Digital Domain dipercaya menggarap visual efect film Titanic. Mereka memanfaatkan secara optimal komputer-komputer kelas CGI (Computer Generating Imaging). Melalui solusi-solusi image rendering (perubahan gambar dari satu tahap ke tahap lain, yang berlangsung sangat rinci) menggunakan komputer yang bermesin prosesor cergas bernama Alpha, yang merupakan processor 64 bit buatan Digital. Teknologi multimedia dalam pengolahan efek visual yang didukung dengan prosesor cergas mampu menghasilkan gambar-gambar yang benar-benar realistik.
Scott Ross, Presiden dan CEO Digital Domain menyatakan bahwa pada film tersebut para artis studio yang dipimpinnya telah menggabungkan gambar-gambar hasil rekaman melalui kamera dan rekayasa komputer dengan sangat sempurna. Gambar-gambar besar dengan detil yang rapi telah menyita ribuan gigabyte dalam spasi penyimpanan data. Terapan efek visual yang digunakan dalam film ini antara lain pemunculan sinar matahari terbenam yang tampak sebagai latar belakang para pemain yang sedang berjalan-jalan di dek kapal dan juga adegan suasana ruang mesin. Hampir tak terlihat adanya kejanggalan di semua adegan tersebut. Semua tampak benar-benar realistik.

ASPEK DISTRIBUSI

Aspek distribusi film meliputi licensing film , marketing film, dan logistik film.
- Licensing
Licensing adalah proses dimana distributor memperoleh hak untuk mengedarkan film. Dalam film Titanic, yang memperoleh hak ini adalah Paramount Pictures dan 20th Century Fox. Lisensi ini berlaku untuk satu periode waktu tertentu dan meliputi lisensi lokal dan lisensi internasional. Di Amerika Utara, lisensi atas film ini berlaku sepuluh bulan.
- Marketing
Tahap marketing merupakan tahap menarik untuk dianalisis. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan poster, trailer, dan original movie soundtrack (OST) untuk tujuan penjualan film ini.

Poster film Titanic bisa kita lihat di atas. Di situ tergambar bagian depan kapal Titanic. Di atasnya terdapat citra Jack yang sedang memeluk Rose. Kemudian ada tagline bertuliskan “Nothing On Earth Could Come Between Them” yang berarti tidak ada di bumi ini yang bisa memisahkan mereka. Poster ini hendak mengatakan bahwa ada cinta yang kekuatannya luar biasa, yang bermula dari pertemuan seorang laki-laki dan perempuan di ujung kapal Titanic. Dari poster ini, cukup mengindikasikan calon penonton bahwa ini adalah film bergenre drama romantis.
Penampilan Leonardo di Caprio pada poster ini juga sangat menjual pada saat itu. Tahun 1997 adalah masa-masa awal Leonardo berkiprah di Hollywood. Ia mendapat perhatian berkat aktingnya di film “Romeo & Julliet”, adaptasi dari novel karya William Shakespeare. Wajah Leonardo DiCaprio yang tampan bisa menjadi magnet tersendiri bagi para wanita, terutama remaja yang mengidolakannya untuk menonton film ini.
Akan tetapi bukan berarti Kate Winslet pantas dilupakan. Penampilan Kate Winslet pada poster ini juga sangat menjual. Kate Winslet merupakan aktris Hollywood yang dikenal memiliki akting yang baik. Sebelum Leo dikenal di dunia perfilman Hollywood, Kate Winslet sudah lebih dulu menekuninya. Terbukti aktingnya bisa kita lihat di film ini sangat baik dan membawa film ini menuju sukses besar.
Selain penampilan dua pemain yang menjual di film ini, satu hal lagi yang lebih menjual. Tentu saja Titanic itu sendiri. Titanic adalah sebuah sejarah yang sampai kapan pun¬ menarik untuk dikuak. Memang benar pada zaman dahulu ada kapal Titanic. Kapal ini juga disinyalir paling aman dan kuat oleh pemiliknya. Namun, kesombongan pemiliknya itu tidak terbukti dan Titanic pun tenggelam di Samudera Pasifik.
Selain poster, tentu saja ada trailer film. Trailer film Titanic diputar pada bioskop, saat iklan di televisi, dan pada acara-acara khusus yang membahas mengenai film Box Office. Kita tentu ingat pada sekitar tahun 1997 di Indonesia, masih ada acara bernama Cinema Cinema. Acara ini turut membahas dan menayangkan trailer film Titanic.
Dikeluarkanlah pula original soundtrack (OST) film Titanic di sejumlah acara musik di seluruh dunia. Kita tentu kenal dengan lagu “My Heart Will Go On” yang ditembangkan oleh Celine Dion. Nah, lagu ini keluar mendahului tanggal putar film dengan tujuan sebagai alat promosi film itu sendiri.
- Logistik
Logistik adalah proses paling realistis dalam distribusi. Di antaranya adalah membuat kopi film untuk konsumsi teater dan nantinya televisi pula. Selain itu, juga memproduksi film ke dalam VCD, DVD dan kemudian mengedarkannya ke sejumlah outlet atau chain distributor.

Titanic telah dirilis di seluruh dunia dalam layar lebar dan telah dibuat pula dalam format VHS dan laser disk pada 1 September 1998. VHS juga tersedia dalam bentuk set kotak hadiah mewah dengan deretan foto yang menjulang dan boklet berwarna. Versi DVD dirilis 31 Juli 1999 dalam edisi single disk yang hanya untuk layar lebar (non-anamorphic), tanpa fitur spesial. Cameron saat itu menyatakan bahwa ia berniat merilis sebuah edisi spesial dengan fitur ekstra. Perilisan ini menjadi penjualan DVD terbaik di tahun 1999. Pada awal tahun 2000, DVD ini menjadi DVD pertama yang pernah terjual satu juta kopi.
Set disk internasional yang terdiri dari dua disk dan empat disk menyusul pada 7 November 2005. Edisi dua disk dipasarkan sebagai Edisi Spesial. Memperkenalkan secara perdana pula dua disk dari tiga disk set, dan hanya diperbolehkan untuk PAL. Edisi empat disk dipasarkan sebagai Edisi Kolektor Mewah. Edisi ini juga dirilis pada 7 November 2005.
Edisi lima disk juga ada, tetapi ia hanya tersedia di Inggris. Set ini dinamai Edisi Mewah Terbatas. Set ini dirilis hanya 10.000 kopi. Disk kelimanya berisi dokumenter James Cameron tentang Ghosts of the Abyss yang didistribusikan oleh Walt Disney Pictures.
Selama tahun 2009, sutradara James Cameron mengumumkan bahwa Titanic sedang dalam proses konversi ke dalam bentuk 3D dan akan dirilis kembali pada tahun 2011. Sewaktu konvensi, James mengatakan bahwa ia dan timnya sedang mengupayakan untuk mengubah film Titanic menjadi format 3D kualitas tinggi. Prosesnya akan memakan waktu sekitar setahun sampai delapan belas bulan untuk melakukannya. Itu semua tergantung pada kompleksitas film.

ASPEK EKSIBISI

Aspek eksibisi berkaitan dengan penayangan film itu sendiri. Paramount Pictures dan 20th Century Fox membiayai Titanic dan mengharapkan James Cameron untuk melengkapi film untuk dirilis pada 2 Juli 1997. Dengan keterlambatan produksi, Paramount menunda tanggal rilis film menjadi tanggal 19 Desember 1997. Pertunjukan perdana film dilakukan pada 1 November 1997 di Festival Film Internasional Tokyo di mana reaksi orang dideskripsikan sebagai “suam-suam kuku” oleh harian New York Times.
Film ini baru benar-benar diterima kehadirannya setelah pembukaan di Amerika Utara pada Jumat, 19 Desember 1997. Di akhir pekan yang sama, teater menjual habis tiket. Debut film ini menghasilkan $8.658.814 pada hari pembukaan dan $28.638.131 melebihi pekan pembukaan dari 2.674 teater, dengan rata-rata sekitar $10.710 per venue. Titanic juga menempati ranking nomor satu pada box office, mengalahkan James Bond: Tomorrow Never Dies.
Pada tahun baru 1998, Titanic mencapai lebih dari $120 juta. Di hari Valentine 1998, pendapatan Titanic menjadi $13.048.711, lebih dari enam minggu setelah debut di Amerika Utara. Setelah film ini dirilis, ia bertahan di nomor satu untuk lima belas pekan berturut-turut di box office U.S. dan Kanada.
Pada Maret 1998, film ini menjadi film pertama yang mendapat bayaran lebih dari $1 milyar di dunia. Film ini bertahan di teater di Amerika Utara hampir sepuluh bulan sebelum benar-benar ditutup pada Kamis, 1 Oktober 1998 dengan pendapatan domestik kotor final sejumlah $600.788.188. Ia juga membuat ganda nilai itu di luar negeri dengan pendapatan kotor internasional $1.248.025.607. Akumulasi total film ini mencapai $1.848.813.795 di seluruh dunia. Sampai hari ini Titanic menahan rekor sebagai film dengan pendapatan kotor tertinggi dalam sejarah.

ASPEK KONSUMSI

Aspek konsumsi dari sebuah film lebih berkaitan dengan segi penontonnya. Bagaimana dengan apresiasi mereka setelah menonton sebuah film. Apresiasi masyarakat terhadap film Titanic bisa dilihat dari beberapa hal. Misalnya dari pemberitaan di sejumlah media, kemudian ranking yang didapat, serta penghargaan-penghargaan perfilman.
Film ini kebanyakan mendapat tinjauan positif dari para pengritik. Film ini mendapat “Certified Fresh” pada Rotten Tomatoes dengan 82% persetujuan dari keseluruhan pengritik. Film ini sekarang juga mendapat 74/100 metascore pada Metacritic dan diklasifikasikan sebagai film yang ditinjau menyenangkan secara umum.
Film Titanic merupakan film terbaik kesembilan di tahun 1997. Pada program televisi Siskel & Ebert, film ini menerima dua jempol. Ebert mendeskripsikan film ini sebagai epik Hollywood yang meriah, dibuat dengan ketrampilan yang baik, dan bernilai. Gene Siskel menemukan akting Leonardo DiCaprio sangat memikat hati. James Berardinelli menjelaskan, “Film ini sangat teliti pada detil-detil, memperhatikan kelapangan dan maksud-maksud tertentu. Titanic adalah semacam kejadian gambar epik bergerak yang menjadi hal yang jarang terjadi. Kamu tidak hanya menonton Titanic, kamu juga mengalaminya.”
Akan tetapi, ada pula yang menanggapi negatif. Beberapa pengamat merasakan cerita dan dialognya film ini lemah ketika visualnya spektakuler. Richard Corliss dari majalah Time menulis tinjauan negatif, mengkritik kekurangan elemen ketertarikan emosional. Tinjauan Kenneth Turan di Los Angeles Times pun sangat pedas karena film ini menghilangkan elemen emotif. Pembuat film Robert Altman menyebut film ini sebagai kerja film yang paling mengerikan yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Yang mengejutkan, pada tahun 2003 polling oleh The Film Programme menunjukkan Titanic sebagai sebagai Best Film Endings, di samping The Worst Movie of All Time.
Walau begitu, Titanic tetap saja digemari di seluruh dunia. Ia bisa menumbangkan sejumlah kritikan yang datang kepadanya lewat penghargaan yang ia raih. Bahkan penghargaan paling bergengsi di dunia film sekalipun ia sabet. Pada malam penghargaan Golden Globes, Titanic untuk pertama kalinya memenangkan beberapa penghargaan sekaligus, yaitu Best Motion Picture (Drama), Best Director, dan Best Original Score. Tak hanya itu, OST Titanic yang dilantunkan oleh Celine Dion, My Heart Will Go On mendapatkan penghargaan Best Song.
Selain Golden Globe Award, Titanic pernah memenangkan sebelas penghargaan dalam Academy Award. Dalam Grammy Award, My Heart Will Go On kembali menyabet panghargaan, yaitu Best Song Written Specifically for a Motion Picture or for Television. Masih banyak lagi sesungguhnya penghargaan yang diraih film ini. Titanic dengan cepatnya memenangkan hampir sembilan puluh penghargaan dan ditambah 47 nominasi dari bermacam-macam penghargaan yang diberikan dari seluruh dunia.

REFERENSI

Sumber internet:
Purwono, Edi. 1998. Film Titanic, Komputer Membuatnya Realistik. Diakses 10 Januari 2010, terarsip di:
http://tipon.tripod.com/dai064.htm
Tanpa nama. 2009. Titanic (1997 film). Diakses 10 Januari 2010, terarsip di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Titanic_(1997_film)
Vaziri, Todd. 1998. Titanic. Diakses 10 Januari 2010, terarsip di:
http://www.vfxhq.com/1997/titanic.html

Sumber power point:
Diklat Skenario Kine 2009 oleh Yosef Anggi Noen

1 comment:

  1. ini juga untuk tugas mata kuliah kajian filmku. tapi kok fotonya gak kluar ya?

    ReplyDelete