Thursday 16 February 2012

TEORI BUDAYA ORGANISASI


Budaya merupakan hal yang selalu mengiringi kehidupan manusia. Budaya selalu ada di mana dan kapan saja manusia itu berada. Tak terkecuali pada kehidupan organisasi.
Dalam sebuah organisasi, inti kehidupan sebuah organisasi itu sendiri ditemukan dalam budaya. Budaya yang dimaksud dalam organisasi berbeda dengan budaya dalam pandangan sehari-hari kita. Budaya dalam organisasi tidaklah diartikan sebagai ras, etnis, latar belakang individu. Menurut Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo, budaya dalam organisasi diartikan sebagai cara hidup di dalam organisasi. Misalnya iklim atau atmosfer emosional dan psikologis, yang mencakup semangat kerja karyawan, sikap dan tingkat produktivitas, dan simbol-simbol.
Budaya organisasi diadakan dalam kerangka pikiran umum anggota organisasi. Kerangka kerja ini berisi asumsi dasar dan nilai-nilai. Asumsi dasar dan nilai-nilai diajarkan kepada anggota baru sebagai cara untuk melihat, berpikir, merasa, berperilaku, dan mengharapkan orang lain untuk berperilaku dalam organisasi. Edgar Schein (1999) mengatakan bahwa budaya organisasi dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai orang dalam organisasi belajar menghadapi sukses dengan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Hal ini menjadi bahasan dan latar belakang umum. Jadi, budaya muncul dari apa yang telah berhasil bagi organisasi.
Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya dikalangan antar organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Budaya organisasi sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi/perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.



Metafora Budaya: Jaring Laba-Laba

Seperti yang telah disebutkan di atas, inti kehidupan sebuah organisasi ditemukan dalam budaya. Oleh karena itu, budaya organisasi adalah esensi dari kehidupan organisasi. Bisa dibayangkan bahwa suatu organisasi tanpa budaya, maka akan terjadi kekacaubalauan di dalamnya. Organisasi tersebut pun dipastikan tidak dapat mencapai tujuan organisasinya dengan utuh dan lancar.
Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo (1982) memepercayai bahwa budaya organisasi “mengindikasikan apa yang menyusun dunia nyata yang ingin diselidiki. Mereka mengatakan bahwa budaya organisasi (organizational culture) adalah esensi dari kehidupan organisasi. Mereka menerapkan prinsip-prinsip antropologi untuk mengontruksi teori mereka. Mereka juga mengadopsi pendekatan Interpretasi Simolok yang dikemukakan oleh Clifford Geertz (1973) dalam model teoritis mereka. Dalam teorinya Geertz menyatakan bahwa orang-orang adalah hewan “yang tergantung didalam jaringan kepentingan”, artinya orang-orang yang memuat jaring mereka sendiri.
Atas pernyataan tersebut, Pacanowsky & Trujilo pun menambahkan pernyataan tersebut sebagai berikut:
“Jaring ini tidak hanya ada, melainkan sedang dipintal. Jaring ini dipintal ketika orang sedang menjalankan bisnis mereka membuat dunia mereka menjadi dapat dipahami. Maksudnya ketika mereka berkomunikasi. Ketika mereka berbicara, menulis sebuah naskah drama, menyanyi, menari, pura-pura sakit, mereka sedang berkomunikasi dan mengkonstruksi budaya mereka. Jaring ini merupakan residu dari proses komunikasi.”
Geertz menggambarkan jarring laba-laba yang mungkin ada didalam sebuah organisasi dan meyakini bahwa budaya seperti sebuah jarring yang dipintal oleh laba-laba. Maksud dari tujuan penggambaran ini yaitu jarring ini terdiri atas desain yang rumit dan tiap jarring berbeda dengan yang lainnya. Geertz berargumen bahwa budaya-budaya semuanya berbeda dan keunikan ini harus dihargai. Tujuan pendekatan Pacanowsky & Trujilo dengan metafora tersebut adalah untuk memikirkan semua kofigurasi (fitur) menyerupai jaring yang mungkin dalam organisasi.

Asumsi Teori Budaya Organisasi

Terdapat tiga asumsi pada Teori Budaya Organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo, yaitu:
1.   Anggota-anggota organisasi mencipakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi ini berhubungan dengan pentingnya orang dalam kehidupan organisasi. Secara khusus, individu saling berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan realitas. Individu-individu ini mencakup karyawan, supervisor dan atasan. Inti asumsi ini adalah yang dimiliki oleh organisasi. Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah budaya yang memiliki nilai intrinsik dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi apa saja yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah organisasi membutuhkan pertisipasi aktif dalam organisasi tersebut.
2.   Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.
Maksudnya adalah realitas organisasi ditentukan oleh simbol-simbol. Perspektif ini menggarisbawahi penggunaan simbol dalam organisasi. Simbol merupakan representasi untuk makna. Simbol-simbol ini sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan non verbal di dalam organisasi. Seringkali simbol-simbol ini mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaiman karyawan perusahaan mempraktikannya.
3.   Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam.
Asumsi mengenai teori budaya organisasi ini sangat bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas dalam budaya-budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri.

Simbol Budaya Organisasi

Tabel di bawah ini menjelaskan tentang contoh symbol-simbol pada asumsi kedua Teori Budaya Organisasi, yaitu penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.

KATEGORI UMUM
TIPE/CONTOH SPESIFIK
Simbol Fisik
Seni/desain/logo
Bangunan/dekorasi
Pakaian/penampilan/
Benda material
Simbol Perilaku
Upacara/ritual
Tradisi/kebiasaan
Penghargaan/hukuman
Simbol Verbal
Anekdot/lelucon
Jargon/nama/nama sebutan
Penjelasan
Kisah/mitos/sejarah
Metafora

Hal-hal di atas penting untuk dipahami bagi individu yang merupakan anggota suatu organisasi, maupun individu di luar organisasi tersebut. Anggota-anggota menciptakan, menggunakan, dan menginterpretasikan simbol untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang dianut dalam suatu organisasi. Seperti slogan Disneyland yang menyatakan bahwa Disneyland “The Happiest Place on Earth”, maka seluruh anggota harus memahami simbol tersebut. Tidak mungkin organisasi yang mengangkat tema kegembiraan dan keceriaan anggotanya, tidak pernah tersenyum bahkan cemberut. Mungkin memang terkadang simbol-simbol tersebut terlalu terselubung. Namun simbol-simbol tersebut harus dipahami oleh anggota organisasi agar dalam mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi, tepat pada tempatnya.

Pemahaman Etnografi : Mendasarkan Pada Yang Mendalam

Pada dasarnya etnografi bukanlah ilmu eksperimental, melainkan sebuah metodologi yang  menguak makna. Geertz (1973) berargumen untuk memahami budaya, seseorang harus melihatnya dari sudut pandang anggota budaya tersebut. Dan satu satunya cara adalah menjadi etnograf, yang secara natural melaksanakan pengamatan langsung, menjadi partisipan dalam budaya tersebut, dan melakukan wawancara untuk menguak makna budaya tersebut. Karena dalam memahami suatu budaya tingkat subyektivitasnya sangat kuat, maka, menemukan makna merupakan hal paling penting bagi etnograf.
Etnograf menggunakan jurnal lapangan atau field journal, sebuah catatan pribadi untuk mencatat perasaan mengenai berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya berbeda, sekaligus membuat dekskipsi tebal yang berisi penjelasan mengenai lapisan-lapisan rumit dari makna yang mendasari sebuah budaya. Dalam prakteknya, seorang etnograf tidak hanya mempelajari masyarakat tetapi juga belajar dari masyarakat tersebut.
Geertz percaya bahwa tak ada analisis budaya yang lengkap karena semakin seorang masuk dalam budaya tersebut, makin kompleks pula budaya tersebut. Selain itu, terkadang makna yang muncul memiliki banyak tafsiran atau multi-tafsir. Maka tidak mungkin untuk sepenuhnya pasti mengerti mengenai sebuah budaya, norma, atau nilainya.
Pada akhirnya, Teori Budaya Organisasi berakar pada etnografi dan budaya organisasi hanya dapat dilihat dan diamati dengan mengadopsi prinsip-prinsip etnografi.

Performa Kuantitatif

Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simboltik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa budaya di bagi menjadi lima bagian yaitu: ritual, hasrat, sosial, politik, dan enkulturasi. Performa-performa ini dapat dilaksanakan oleh anggota mana pun dalam sebuah organisasi.
·         Performa Ritual
Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang. Terdiri dari empat jenis:
1.      Ritual personal: semua hal yang di lakukan secara rutin di tempat kerja. Contoh: mengecek e-mail yang di lakukan rutih setiap harinya.
2.      Ritual tugas: prilaku rutin yang di kaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas membantu menyelesaikan pekerjaan. Contoh: seorang karyawan di yang bekerja sebagai kasir setiap harinya harus menerima dan mencatat semua pembayaran,
3.      Ritual sosial: rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Contoh: beberapa karyawan dalam suatu perusahaan yang setiap akhir pekan mengadakan pertemuan bersama. Atau seorang siswa yang setiap hari sengaja datang lebih awal untuk bertemu dengan teman-temannya untuk bercerita bersama dan kemudian di teruskan kembali pada waktu istirahat.ritual sosial juga dapat mencangkup pemberian penghargaan karyawan terbaik di setiap bulannya.
4.      Ritual organisasi: kegiatan perusahaan yang sering di lakukan seperti rapat divisi, rapat fakultas, bahkan piknik perusahaan.
·         Performa Hasrat
Kisah-kisah organisasi yang sering kali di ceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi dengan orang lain. Contohnya yaitu seorang karyawan yang selalu menceritakan tentang atasannya kepada semua temannya secara terus menerus bahkan selama beberapa tahun.
·         Performa Sosial
Merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerjasama di antara anggota organisasi. Contohnya adalah dengan hal kecil berupa senyuman atau hanya sekedar sapaan yang di lakukan seluruh anggota menjadikannya sebagai budaya dalam sebuah organisasi
·         Performa Politis
Perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Kebanyakan organisasi bersifat hierarkis yaitu harus ada seseorang yang menjadi penguasa untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika sebuah organisasi terlibat dalam performa politis, mereka mengkomunikasikan keinginan untuk mempengaruhi orang lain, namun hal ini tidak selalu berdampak buruk.
·         Performa Enkulturasi
Merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi. Performa ini dapat merupakan sesuatu yang bersifat hati-hati maupun berani. Performa ini mendemonstrasikan kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi.

Kritik dan Penutup

Teori budaya organisasi dicetuskan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo, merupakan teori yang memiliki pengaruh penting dalam teori penelitian di bidang komunikasi organisasi.
·      Heurisme
Daya tarik teori ini begitu luas dan jauh sehingga menyebabkan teori ini bersifat heuristik. Teori ini telah mempengaruhi banyak ilmuan untuk mempertimbangkan mengenai budaya organisasi dan bagaimana mereka mengajarkan hal ini.
·      Kegunaan
Teori ini berguna karena informasinya dapat di terapkan pada hampir semua karyawan di dalam sebuah organisasi. Teori ini menjadi berguna karena terdiri dari banyak informasi dan teori, memiliki hubungan langsung bagaimana karyawan bekerja dan identifikasi mereka terhadap lingkungan kerja mereka.
·      Konsistensi Logis
Konsistensi logis merujuk pada pemikiran bahwa teori harus mengikuti peraturan logis dan tetap konsisten. Pancanowsky dan O’donnell memegang teguh keyakinan mereka bahwa budaya organisasi sangat kaya dan beragam. Walaupun demikian teori ini kurang dalam hal konsistensi. Eisenberg dan H. L. Goodall mengamati bahwa teori ini bergantung sepenuhnya pada makna yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota organisasi.

Referensi:
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Introducing Communication Theory: Analysis and        Application, 3rd ed. Jakarta: Salemba Humanika.

Teori Ekologi Media


Menurut Marshall McLuhan, media elektronik telah mengubah masyarakat secara radikal. Masyarakat sangat bergantung pada teknologi yang menggunakan media dan bahwa ketertiban sosial suatu masyarakat didasarkan pada kemampuannya untuk menghadapi teknologi tersebut. Media membentuk dan mengorganisasikan sebuah budaya. Ini yang disebut Teori Ekologi Media.
Teori ini memusatkan pada banyak jenis media dan memandang media sebagai sebuah lingkungan. Menurut Lance Strate, ekologi media adalah kajian mengenai lingkungan media, ide bahwa teknologi dan teknik, mode (cara penyampaian), informasi, dan kode komunikasi memainkan peran utama dalam kehidupan manusia.
Harold Innis menyebut kekuatan membentuk yang dimiliki oleh teknologi terhadap masyarakat sebagai bias komunikasi. Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan politik dan ekonomi dan karenanya mengubah susunan sosial dari sebuah masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang terdapat di dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide di dalam sebuah masyarakat.

Asumsi Teori Ekologi Media
1.      Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat.
Kita tidak dapat melarikan diri dari media. Bahkan McLuhan menyebut angka, permainan, dan uang sebagai mediasi. Media-media ini mentransformasi masyarakat kita melalui permainan yang dimainkan, radio yang didengarkan, atau TV yang ditonton. Pada saat bersamaan, media bergantung pada masyarakat untuk “pertukaran dan evolusi”.
2.      Media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita.
Kita secara langsung dipengaruhi oleh media. Media cukup kuat dalam pandangan kita mengenai dunia. Kita tanpa sadar termanipulasi oleh TV. Sikap dan pengalaman kita secara langsung dipengaruhi oleh apa yang kita tonton di TV, dan sistem kepercayaan kita dapat dipengaruhi secara negatif oleh TV. McLuhan mempersepsikan TV sebagai hal yang memegang peranan penting dalam pengikisan nilai-nilai keluarga.
3.      Media menyatukan seluruh dunia.
Media menghubungkan dunia. McLuhan menggunakan istilah desa global (global village) untuk mendeskripsikan bagaimana media mengikat dunia menjadi sebuah sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar. Manusia tidak lagi dapat hidup dalam isolasi, melainkan akan selalu terhubung oleh media elektronik yang bersifat instan dan berkesinambungan. Media elektronik memiliki kemampuan untuk menjembatani budaya-budaya yang tidak akan pernah berkomunikasi sebelum adanya koneksi ini.

Memahami Sejarah Media
1.      Era Tribal
Zaman di mana tradisi lisan dianut dan pendengaran merupakan indra yang sangat penting.
2.      Era Melek Huruf
Zaman di mana komunikasi tertulis berkembang pesat dan mata menjadi organ indra yang dominan.
3.      Era Cetak
Zaman di mana mendapatkan informasi melalui kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa dan penglihatan merupakan indra yang dominan.
4.      Era Elektronik
Zaman di mana media elektronik melingkupi semua indra kita dan memungkinkan orang-orang di seluruh dunia terhubung.

Medium Adalah Pesan
Teori Ekologi Media dikenal karena slogan: medium adalah pesan. Frase tersebut merujuk pada kekuatan dan pengaruh medium terhadap masyarakat, bukan isi pesannya. Medium mampu mengubah bagaimana kita berpikir mengenai orang lain, diri kita sendiri, dan dunia di sekeliling kita. Akan tetapi McLuhan tidak mengesampingkan pentingnya isi. McLuhan merasa bahwa isi mendapatkan perhatian lebih dari kita dibandingkan dengan yang didapat medium. Walaupun sebuah pesan mempengaruhi keadaan sadar kita, medium lebih besar mempengaruhi keadaan bawah sadar kita.

Memperkirakan Temperatur: Media Panas & Media Dingin
            Media panas adalah media komunikasi definisi tinggi yang menuntut sedikit keterlibatan dari audiensnya. Makna pada dasarnya telah disediakan. Contohnya adalah film, radio, kuliah, buku, dan foto digital.
            Media dingin adalah media yang membutuhkan tingkat partisipasi yang tinggi dan rendah definisi. Sedikit yang disediakan oleh medium dan sangat banyak yang harus dilengkapi sendiri oleh audiens. Media dingin mengharuskan khalayak untuk menciptakan makna melalui keterlibatan indra yang tinggi dan imajinatif. Contohnya adalah kartun, percakapan, seminar, telepon, dan TV.

Lingkaran Telah Sempurna: Sebuah Tetrad
Dengan putranya, Eric McLuhan, McLuhan mengembangkan sebuah cara untuk melihat lebih jauh ke dalam efek teknologi terhadap masyarakat. Perluasan teorinya mencakup hukum media. Hukum media adalah perluasan lebih jauh dari Teori Ekologi Media dengan fokus pada dampak teknologi terhadap masyarakat.
Karya McLuhan dan putranya yang terakhir mempertimbangkan dampak dari internet dan membawa teori ini pada suatu lingkaran yang sempurna. Teknologi mempengaruhi komunikasi melalui teknologi baru, dampak dari teknologi baru mempengaruhi masyarakat, dan perubahan dalam masyarakat menyebabkan perubahan lebih jauh dalam teknologi. Mereka mengajukan tetrad sebagai konsep organisasi yang memungkinkan para ilmuwan untuk memahami dampak masa lalu, masa kini, dan terkini dari media. Mereka menawarkan empat hukum media yang dikemukakan dalam bentuk pertanyaan:
1.      Apakah yang ditingkatkan oleh media?
Peningkatan (enhancement) adalah hukum yang menyatakan bahwa media menegaskan atau memperkuat masyarakat. Contohnya, telepon meningkatkan kata-kata lisan yang ditemukan dalam percakapan tatap muka. Radio memperkuat suara melampaui jarak. TV memperkuat kata-kata dan gambar visual melampaui benua. Internet meningkatkan beberapa fungsi indra sekaligus.
2.      Apakah yang dibuat ketinggalan zaman oleh media?
Ketinggalan zaman adalah hukum yang menyatakan bahwa media menyebabkan sesuatu menjadi ketinggalan zaman. ContohnyaTV membuat radio ketinggalan zaman, walaupun banyak dari kita terus mendengarkan radio saat berkendara di mobil.
3.      Apakah yang diambil kembali oleh media?
Pengambilan kembali adalah hukum yang menyatakan bahwa media menyelamatkan sesuatu yang tadinya hilang. Contohnya, TV membawa kembali pentingnya unsur visual yang tidak dapat dicapai oleh radio, tetapi yang dulunya ada di dalam percakapan tatap muka.
4.      Apakah yang diputarbalikkan oleh media?
Pemutarbalikan adalah hukum yang menyatakan bahwa media akan menghasilkan atau menjadi sesuatu yang lain jika didorong mencapai batasnya. Contohnya, keinginan publik untuk memiliki akses terhadap hiburan dalam medium yang relatif murah mendorong terciptanya drama dan program komedi.

Membawa Panji McLuhan: Postman dan Meyrowitz
Neil Postman diakui telah memperkenalkan secara formal istilah ekologi media. Karyanya memunculkan sisi gelap dari McLuhan. Ia berhipotesis bahwa teknologi mengubah struktur masyarakat secara negatif. Alat-alat teknologi berfungsi untuk mengambil alaih budaya di mana mereka berada. Akibatnya, tradisi, adat-istiadat sosial, mitos, politik, ritual, dan agama harus berjuang demi kehidupan mereka.
Joshua Meyrowitz (1985) setuju dengan McLuhan bahwa media elektronik memiliki konsekuensi sosial. Meyrowitz memperluas pemikiran bahwa hubungan kekuasaan dan kelas sosial dapat dilacak ke media elektronik. Ia menggunakan penelitian sosiologi untuk menyimpulkan bahwa media telah menyebabkan buramnya peranan dan tempat yang tadinya jelas. Ini karena komponen-komponen tempat yang secara tradisional berhubungan satu sama lain telah dikacaukan oleh media elektronik. Kemudian apa yang tadinya bersifat pribadi, sekarang bisa menjadi konsumsi publik.

Kritik dan Penutup
·         Heurisme
Ekologi Media dan tulisan-tulisan McLuhan disambut dengan antusias. Beberapa penulis menggunakan isu dan konsep teoretis McLuhan dalam penelitian mereka, tetapi integrasi ekstensif dari karya McLuhan belum muncul secarasignifikan dalam keilmuan. Karya McLuhan merepresentasikan pemikiran asli dan intelektual multisisi yang telah menjadi bagian dari warisan kita. Ia merupakan figur penting dalam pemahaman kita akan budaya, media, dan komunikasi akan tetapi nilai heuristik dari Teori Ekologi Media agak terbatas.
·         Konsistensi Logis dan Kemungkinan Pengujian
Teori Ekologi Media dikritik karena banyak konsepnya sulit dipahami, sehingga kemungkinan pengujian teori ini menjadi hal yang menantang dan hampir tidak mungkin. Teori ini terlalu optimis mengenai peranan teknologi dalam masyarakat. McLuhan memberikan terlalu banyak penekanan pada seberapa banyak teknologi mempengaruhi masyarakat, membuat pondasi dari teori ini agak goyah (Baran & Davis, 2003).
Tidak ada bukti ilmiah yang dipertahankan atau direplikasi, induktif atau deduktif, yang hingga hari ini menjustifikasi slogan, metafora, atau ucapan mana pun dari McLuhan yang paling terkenal (George Gordon, 1982). McLuhan gagal mendefinisikan kata-katanya dengan hati-hati dan ia terlalu banyak menggunakan istilah yang dilebih-lebihkan.



Referensi:
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2010. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.