Wednesday 13 October 2010

Lava Tour Kaliadem 1

Beberapa bulan yang lalu, saya beserta keluarga saya (Ibu, kakak lelaki nomor dua, dan kakak perempuan nomor empat) berkesempatan jalan-jalan bersama di hari Minggu yang cerah. Awalnya kami mengunjungi Air Terjun Telaga Putri dan menyempatkan berfoto-foto di sana. Namun tak satu pun foto yang aku abadikan dengan kamera ponselku. Alasannya, saya sudah pernah ke tempat ini waktu kecil dan tidak ada yang begitu spesial di tempat ini.

Sebelumnya, kami sempatkan mengisi perut yang kosong dengan menyantap sega pecel yang dijual di area wisata itu. Tak lupa, beli salak gading yang kata penjualnya bisa mengobati diabetes. Padahal bukan mengobati. Salak gading itu kandungan gulanya rendah. Jadi, ia aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Bisa dibuktikan, rasanya agak kecut.

Perjalanan berlanjut. Kakakku a.k.a masku yang menjadi supir mengarahkan mobil kijang berwarna hijau emerald ke Kaliadem. Aku belum pernah menapaki tempat itu sama sekali. Awalnya sih, Ibuku menolak. Tapi masku diam saja dan tetap mengarahkan mobil ke tempat itu.

Perjalanan ke Kaliadem melewati sebuah bendungan yang bagus sekali! Kebetulan jalannya luas. Orang bisa menghentikan kendaraannya di sana dan istirahat melepas lelah. Bahkan bernarsis ria di sana. Pokoknya, sejuk! Tak lama kemudian kami melewati area rumah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan. Itu pertanda, sebentar lagi kami sampai Kaliadem.

Sampailah kami di sana. Apa yang kulihat ternyata sangat menarik hatiku. Di sana terdapat Bunker Kaliadem yang dahulu menewaskan dua orang mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Dengan rasa penasaran yang teramat sangat, aku masuk ke dalamnya. Berikut ini adalah foto-fotonya.





Pintu Bunker Kaliadem.



Bunker Kaliadem dilihat dari luar pintunya.



Lampu dalam Bunker Kaliadem.






Ini adalah pintu kamar mandi di dalam Bunker Kaliadem yang sempat digunakan salah satu mahasiswa UII untuk mendinginkan dirinya dari kepungan lahar.



Salah satu sudut dalam Bunker Kaliadem yang menewaskan dua mahasiswa asal UII. Bunker ini sekarang dipenuhi dengan pasir-pasir sisa letusan Merapi. Suhu di dalamnya pun dingin lembab.

Selain foto-foto tersebut, masih ada foto-foto lain yang sangat menarik di luar bunker. Mau lihat? Tunggu blog selanjutnya!!!

Dokumentasi Audisi Presenter TvOne



Nomor audisi saya, 150!!



Berfoto di depan banner TvOne. Thanks to Indah Suryaningtyas yang sudah menjadi sukarelawan dan memotret saya, juga meng-upload di Facebook!! :DD




Saya dan Alfito Deannova.



Saya dan Muhammad Rizky berfoto setelah audisi usai. Karena sudah sore, wajah saya sudah agak berantakan seperti di foto ini.

Mereka yang Sangat Jarang Ada

Di dunia ini, ada beragam cara manusia untuk mencari uang dan memenuhi kebutuhan hidup. Yang perlu kita perhatikan adalah ada segelintir orang yang mencari uang dengan cara yang unik dan berbeda. Penghasilannya sedikit, akan tetapi mereka-mereka tetap setia menjalani hal itu. Yang penting lagi adalah halal! Ya, halal! Lebih baik bergaji sedikit daripada bergaji banyak akan tetapi tidak halal! Daripada para penjahat di jalanan atau penjahat di gedung mewah sana.


Entah apa nama profesi ini. Aku menyebutnya dengan Tukang Siter. Tak hanya bermain siter, ia juga menembangkan lagu-lagu Jawa. Suaranya merdu dan sangat "njawa". Keberadaannya bisa ditemukan di Purbalingga.

Coba perhatikan topinya! Setahuku itu adalah topi yang biasa diberikan oleh Kepresidenan Republik Indonesia. Entah asli atau palsu, bisa jadi itu wujud apresiasi dari presiden kepada sosok pelestari budaya ini.



Seorang lelaki yang mencari sesuap nasi dengan cara membenahi payung-payung yang rusak. Entah berapa kilometer per hari ia berjalan kaki demi profesi ini.

Dokumentasi IMB



Dalam foto ini ada saya, kawan-kawan dari Bulaksumur Pos, Radio Prambors, dan dari Trans TV.




Ini adalah saya dan kawan-kawan saya dari Bulaksumur Pos, yang berkesempatan membuka stand pada saat Audisi Indonesia Mencari Bakat.







Ini adalah saya dengan salah satu peserta audisi yang mirip pelawak, Tukul. Ia bernama Pak Subekti. Kami berdua masuk dalam kloter D dan Pak Subekti akan menunjukkan keahlian melawaknya.

Hunting 17 Agustus 2009

Kebetulan Agustusan di tahun 2009 saya habiskan di Purbalingga. Itu loh, kota ngapak-ngapak itu! Kalau tidak salah, waktu itu sedang libur Lebaran atau menjelang Lebaran. Paginya pun aku berkesempatan menyaksikan pawai Agustusan yang ada tepat di depan rumah Mbah saya! Asyik, bisa nonton!

Pawainya gokil-gokil! Macam-macam kostum ada di sana. Kostum banci, perawat, terus sepupuku malah menciptakan mobil-mobilan dari becak. Daripada banyak berkata, mending lihat aja nih foto-fotonya!


Peserta pawai yang memerankan Orang Gila. Gara-garanya mereka tidak lulus sekolah! Hahaha...


Salah satu peserta pawai Desa Kalimanah, Purbalingga yang mirip Limbad. Masak burung hantunya dari ayam , terus kakinya diikat ke tangan pakai tali rafia?!?!?!

Catatan SMA 7: Ultah Rani dan Tragedi Makan-Makan

Senin, 19 Maret 2007
14:15 WHV

Kemarin (Minggu, 18 Maret 2007), aku datang ke perayaan ulang tahunnya Rani. Acaranya dimulai pukul 12.00 di Hartz Chicken! Tadinya, aku hampir saja tidak berangkat karena Ndut berangkat kerja pukul 10.00. Kemudian aku mengirim sms ke Nia untuk memberitahukan hal ini sebab sebelumnya ia meminta kepastianku. Apakah benar aku akan datang atau tidak. Eh, LUCKY FORTUNE! Nia mengatakan bahwa mau mengajakku serta! Yes! Jadi makan-makan enak!

Di tengah perjalanan menuju Hartz Chicken, Nia cerita kalau sebelumnya ada “monster” (salah seorang teman yang kurang kita sukai karena beberapa sifatnya yang menyebalkan sekali!) yang mengganggunya. Si “monster” itu hendak merepotkan Nia segala macam, sampai-sampai ia mau mampir ke rumahnya. “Weh, anak itu mulai lagi deh!” pikirku. Namun akhirnya si “monster” itu gagal menghancurkan acara asyik kita berdua! Rasanya senang sekali bisa bebas dari kurungannya.

Pada acara ulang tahun Rani, selain ada sesi makan-makan dan minum sepuasnya, ada juga game dan karaoke. Asyik juga! Aku dan teman-teman dipotret bersama sambil berjoged ria. Pokoknya asyik dan lucu, deh! Ayah Rani beberapa kali memotretku dengan kamera DSLR-nya. “Jangan-jangan ada tawaran dari untuk agency model dari orang tua Rani untukku?” pikirku. Tapi ditunggu-tunggu sampai pulang, tidak ada sama sekali yang menawarkan itu, tuh! Hahahaha…. Ngarep!

Aku sempat ndeso ketika mengambil minuman. Waktu itu, aku melihat Alfian memegang coklat shake yang di atasnya terdapat krim putih. Aku langsung tergoda ketika melihatnya dan ingin langsung mencoba. Akan tetapi setelah dicari, kok tidak ada? Bagaimana ini sih, sebenarnya? Tidak hanya aku, teman-teman yang lain pun tampak katrok. “Ndeso, katrok, katrok!” begitu kata sejumlah teman yang sebenarnya mengatai diri mereka sendiri. Maklumlah, kami tidak tahu caranya dan baru pertama kalinya menikmati makanan di chicken buffet berkonsep all you can eat ini.

Ketika mengambil makanan, aku berbaris di meja prasmanan. Tak dinyana, di depanku adalah Alfian lagi. Baiklah, aku mengikuti dia lagi. Jujur, aku lebih bingung dan katrok lagi. Kalau tadi, minuman hanya satu konter saja. Kalau makanan, alamak konternya lebih banyak lagi! Batinku, Alfian itu anak gunung (Kaliurang) tapi gaul juga! Dia sama sekali tidak tampak katrok. Mungkinkah ia pernah makan di tempat itu?

Sesampainya desert, aku sudah eneg sekali. Eh, sampai rumah kok jadi lapar? Akibat cara makan yang salah, nih! Akhirnya, aku memasak mie instan karena di rumahku juga tidak ada makanan apa-apa. Ngenes!