Wednesday, 13 October 2010

Catatan SMA 7: Ultah Rani dan Tragedi Makan-Makan

Senin, 19 Maret 2007
14:15 WHV

Kemarin (Minggu, 18 Maret 2007), aku datang ke perayaan ulang tahunnya Rani. Acaranya dimulai pukul 12.00 di Hartz Chicken! Tadinya, aku hampir saja tidak berangkat karena Ndut berangkat kerja pukul 10.00. Kemudian aku mengirim sms ke Nia untuk memberitahukan hal ini sebab sebelumnya ia meminta kepastianku. Apakah benar aku akan datang atau tidak. Eh, LUCKY FORTUNE! Nia mengatakan bahwa mau mengajakku serta! Yes! Jadi makan-makan enak!

Di tengah perjalanan menuju Hartz Chicken, Nia cerita kalau sebelumnya ada “monster” (salah seorang teman yang kurang kita sukai karena beberapa sifatnya yang menyebalkan sekali!) yang mengganggunya. Si “monster” itu hendak merepotkan Nia segala macam, sampai-sampai ia mau mampir ke rumahnya. “Weh, anak itu mulai lagi deh!” pikirku. Namun akhirnya si “monster” itu gagal menghancurkan acara asyik kita berdua! Rasanya senang sekali bisa bebas dari kurungannya.

Pada acara ulang tahun Rani, selain ada sesi makan-makan dan minum sepuasnya, ada juga game dan karaoke. Asyik juga! Aku dan teman-teman dipotret bersama sambil berjoged ria. Pokoknya asyik dan lucu, deh! Ayah Rani beberapa kali memotretku dengan kamera DSLR-nya. “Jangan-jangan ada tawaran dari untuk agency model dari orang tua Rani untukku?” pikirku. Tapi ditunggu-tunggu sampai pulang, tidak ada sama sekali yang menawarkan itu, tuh! Hahahaha…. Ngarep!

Aku sempat ndeso ketika mengambil minuman. Waktu itu, aku melihat Alfian memegang coklat shake yang di atasnya terdapat krim putih. Aku langsung tergoda ketika melihatnya dan ingin langsung mencoba. Akan tetapi setelah dicari, kok tidak ada? Bagaimana ini sih, sebenarnya? Tidak hanya aku, teman-teman yang lain pun tampak katrok. “Ndeso, katrok, katrok!” begitu kata sejumlah teman yang sebenarnya mengatai diri mereka sendiri. Maklumlah, kami tidak tahu caranya dan baru pertama kalinya menikmati makanan di chicken buffet berkonsep all you can eat ini.

Ketika mengambil makanan, aku berbaris di meja prasmanan. Tak dinyana, di depanku adalah Alfian lagi. Baiklah, aku mengikuti dia lagi. Jujur, aku lebih bingung dan katrok lagi. Kalau tadi, minuman hanya satu konter saja. Kalau makanan, alamak konternya lebih banyak lagi! Batinku, Alfian itu anak gunung (Kaliurang) tapi gaul juga! Dia sama sekali tidak tampak katrok. Mungkinkah ia pernah makan di tempat itu?

Sesampainya desert, aku sudah eneg sekali. Eh, sampai rumah kok jadi lapar? Akibat cara makan yang salah, nih! Akhirnya, aku memasak mie instan karena di rumahku juga tidak ada makanan apa-apa. Ngenes!

No comments:

Post a Comment