Sunday 11 April 2010

MENGIKUTI JEJAK SANG PENULIS, WILLIAM FORRESTER

Judul : Finding Forestter
Sutradara : Gus Van Saint
Penulis naskah : Mike Rich
Dirilis : 19 Desember 2000 (USA)
Genre : Drama
Durasi : 136 menit
Penghargaan : 4 pemenang dan 8 nominasi
Tokoh utama : William Forrester (Sean Connery)
Jamal Wallace (Rob Brown)

Apa jadinya jika Anda mendapat tugas dan suatu saat Anda menemukan ahlinya?
Film ini menceritakan tentang pemuda Afro-Amerika bernama Jamal Wallace. Ia sangat menyukai olahraga basket melebihi apapun. Saking gemarnya, pelajaran-pelajaran di sekolahnya terabaikan. Otomatis nilainya menjadi jelek.
Setelah ayahnya meninggal, tumbuh kesadaran di hati pemuda itu untuk memperbaiki nilainya. Ia meminta pertolongan kakaknya untuk meminjamkan buku-buku bacaan. Semangatnya di bidang penulisan pun semakin bertambah. Akibatnya, nilai ulangannya menjadi baik. Guru dan orang tua Jamal bahkan tidak menyangka itu. Akan tetapi Jamal tidak mau hal itu disebarkan kepada siapa pun, termasuk kawan sepermain basketnya. Atas prestasi itu, ia dipindahkan ke sekolah swasta yang bonafit.
Di lain waktu, saat istirahat sekolah, ia dan kawan-kawannya membicarakan mengenai jendela misterius suatu apartemen yang sering mereka lihat ketika bermain basket. Ada seorang pria di jendela itu, namun ia tak pernah keluar. Ada isu bahwa seorang wanita tewas karena dibunuh dengan pisau oleh si empunya apartemen itu. Timbullah tantangan antara mereka untuk masuk apartemen berjendela misterius itu.
Jamal pun ikut dalam tantangan dan menjadi peserta yang paling berani saat teman-temannya gentar. Malangnya, ia ketahuan oleh pemilik apartemen itu. Saking paniknya, ia melarikan diri dan meninggalkan tasnya di apartemen itu.
Suatu sore, setelah Jamal bermain basket, ia dikagetkan ketika melihat tas ranselnya tergantung di jendela misterius itu. Belum sampai tas itu diambil, perhatiannya teralihkan dan kemudian tas itu jatuh. Saat meneliti apakah ada yang hilang, betapa terkejutnya ia saat melihat karya tulisnya telah dikoreksi dengan sangat kritis menggunakan tinta merah.
Rasa ingin tahu semakin menggebu dalam hati Jamal. Ia mengunjungi apartemen itu. Dengan pendekatan yang alot, akhirnya ia boleh masuk dan mengalami perbincangan-perbincangan. Ia menjadi mengenal siapa yang ia hadapi di dalam kamar itu. Ternyata ia adalah seorang penulis terkenal bernama William Forrester, yang menulis buku pelajarannya. Lama kelamaan, mereka menjadi sangat akrab. Jamal kedapatan seringkali menyambangi apartemen Will. Mereka sering mendiskusikan berbagai hal mengenai dunia penulisan. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Bagaimana dengan kisah cinta Jamal? Saksikan saja sendiri dan nikmati serunya film ini!
Film ini bisa dimasukkan dalam kategori film yang mendidik, namun dekat dengan masalah kehidupan sehari-hari. Pada umumnya film mendidik itu terkadang susah untuk dekat dengan realita kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun film ini menyajikan hal yang berbeda. Sederhana tetapi sarat ilmu dan hikmah. Selain itu, film ini juga tidak melupakan esensi kehidupan remaja yaitu percintaan yang membuat film ini terasa semakin lengkap saja.
Sayangnya, pencahayaan dalam film ini kurang bagus. Pada saat-saat di mana latar belakang adegan berwarna gelap, nuansa kelam menjadi terkesan mudah didapat karena pencahayaan yang kurang maksimal. Hal ini paling sering tampak, terutama pada latar tempat di dalam apartemen Will.
Dari film ini kita juga dapat mengambil hikmah bahwa jangan sekali-kali kita menuduh dan mempergunjingkan orang sembarangan, apalagi menimbulkan isu. Bisa jadi orang tersebut memperhatikan kita karena ia benar-benar peduli. Bahkan ia sudah punya rencana menularkan kelebihannya kepada kita. Di sini juga kita dapat memahami arti penting kasih sayang seperti yang tergambar lewat Will kepada kakaknya, kakak Jamal kepada Jamal, atau malah antara Jamal dan Will. Selain itu, kita juga harus mau mendengar pesan-pesan positif yang disampaikan oleh orang yang lebih tua, apalagi terhadap yang lebih ahli. Akan tetapi kita juga jangan pernah malu untuk berpendapat akan suatu hal yang benar, seperti yang tergambar antara Jamal dan guru lelakinya di sekolah swastanya yang baru.
Film ini sangat dianjurkan bagi penggemar film yang haus akan tontonan mendidik dan berilmu, terutama bagi orang-orang yang hobi menulis. Ilmu-ilmu penulisan di dalamnya sungguh pantas untuk dijadikan periksa bagi para penulis. Siapa tahu anda bisa mengikuti jejak William Forrester?

2 comments:

  1. ini adalah resensi yang dipakai untuk tugas dasar2 penulisanku di semester 1.

    ReplyDelete
  2. Hmm, sebenarnya William Forester ini tokoh fiktif kn ya?
    Saya cari tahu, William Forester di dunia nyata bukan seorang penulis, dia adalah pemilik sebuah pacuan kuda? Hmm apakah ini hanya kemiripan karakter dari soal nama saja? Atau mungkin ada cerita lain yang diadopsi?

    ReplyDelete