Monday 14 April 2014

Menikmati Wajah Solo di Ketinggian

Solo merupakan kota kecil di Jawa Tengah dengan degup jantung yang cukup pesat. Kota ini dikenal cukup berkembang di bidang bisnis dan industri. Terlebih dengan investasi yang tinggi dan banyaknya etnis Cina yang pada masa Orde Baru dikenal sebagai pengusaha sukses. Tak heran, wajah Solo dahulu dan kini bisa dibilang cukup berbeda.

Solo siang hari

Pada foto tersebut, dapat kita saksikan pembangunan kota Solo semakin merayap. Bangunan semakin memadat. Pun gedung-gedung menjulang semakin meyakinkan maraknya usaha dan bisnis di sini. Hotel, mall, resident, dan perkantoran di antaranya.
Pada foto itulah, tersembunyi bangunan bersejarah bernama Ndalem Kalitan. Ndalem Kalitan adalah tempat peristirahatan mantan Presiden Soeharto dan Ibu Tien. Namun sulit benar untuk menunjukkan dengan sebatas jari. Bahkan oleh saya yang memotretnya sendiri. Ya, bangunan bersejarah tersebut terlampau tertutupi bangunan-bangunan lainnya.
Masih jelas teringat di benak. Tahun 2004 adalah pertama kalinya saya mengunjungi kota Solo. Saat itu, tempat hangout untuk pemuda-pemudi paling banter adalah Toserba Sami Luwes dan Matahari Singosaren. Semenjak Solo Grand Mall muncul kira-kira tahun 2008-an, diikuti Solo Square, Solo Paragon Mall, dan kawan-kawannya bisa jadi Sami Luwes dan Matahari Singosaren tak seheboh dahulu. Apalagi letak keduanya tidak di ruas jalan utama kota Solo, Jln. Slamet Riyadi.
Namun, pembangunan dan kepadatan itu tetap menyisakan wajah keindahan di malam hari. Pemandangan ini tak kalah indah dengan Bukit Bintang di Gunung Kidul, DIY atau Bukit Gombel di Semarang.

Suasana malam di kota Solo. Ada Solo Grand Mall di foto ini

Ada pula wajah lain yang tersembunyi dari Solo. Kita hanya dapat menjumpainya di pagi hari. Gunung Lawu. Tunggulah hingga siang dan deru kendaraan menjadi riuh. Gunung yang indah itu akan hilang ditelan awan dan hiruk pikuk kota Solo.

Gunung Lawu di tenggara Kota Solo

No comments:

Post a Comment