Mengunjungi dinginnya kota Wonosobo, Jawa Tengah
rasa-rasanya sangat tak lengkap bila kita tidak mencari suatu penghangat. Terletak
di bawah kaki gunung Sindoro dan Sumbing, kota kecil tersebut dianugerahi suhu
udara yang sejuk. Salah satu penghangat yang dirasa tepat adalah kuliner.
Menjelajahi kota yang juga menjadi rute menuju Pegunungan Dieng ini, apalagi
kalau bukan mie ongklok yang jadi makanan khas.
Mie ongklok adalah mie tipis berwarna kuning, yang disiram kuah
kental dan ditaburi daun kucai melimpah serta kol. Kucai dan kol sendiri adalah
tanaman khas pegunungan, yang mana kota Wonosobo tak jauh darinya. Mie tersebut
memiliki sensasi gurih agak pedas pada kuahnya. Kuah itu terbuat dari pati yang
dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. Bumbu kacang pun ikut diguyurkan ke atas
mie tersebut. Sensasi gurih itulah yang didapat dari ebi dalam kuah yang mirip
papeda. Sedangkan rasa pedas didapat dari lada putih. Bila terasa kurang pedas,
Anda bisa saja meminta cabai hijau yang dipotong kecil-kecil.
mie ongklok lengkap dengan sayuran segar (foto from Google) |
Mie ini akan bertambah nikmatnya bila dinikmati bersama
tempe kemul khas Wonosobo dan juga sate sapi. Tempe kemul sendiri adalah
semacam gorengan tempe di banyak tempat. Hanya saja tepungnya berwarna kuning,
dengan banyak campuran daun kucai. Pada umumnya, warung-warung mie ongklok yang
bertebaran di pusat kota Wonosobo juga menyediakan dua makanan tersebut sebagai
pendamping. Lengkaplah sudah penghangat badan di dinginnya sejuk Wonosobo.
dengan kuah kental mie ongklok, gorengan yang masih hangat dari penggorengan,
dan sate sapi yang usai dibakar.
Bicara harga, Anda cukup merogoh Rp 5.000,00 untuk seporsi
mie yang mengenyangkan. Sedangkan sate sapi sebanyak 10 tusuk hanya Rp
15.000,00 dan Rp 500,00 saja untuk tempe kemulnya. Murah, bukan? Bagaimana
tertarik wisata kuliner di Wonosobo? (Vit)
No comments:
Post a Comment