Selama KKN, banyak waktu yang tercurah untuk melaksanakan
bermacam-macam program. Saya jadi tidak bisa banyak berjalan-jalan juga. Namun
berkat kehadiran teman saya, Ferdi dan Zaki, saya dapat menggunakan hari Minggu
saya untuk berjalan-jalan seharian. Iyalah! Otomatis saya harus menyempatkan
waktu untuk menjadi guide mereka di
Dieng. Di samping itu, saya perlu menemui mereka untuk membangkitkan semangat yang
kendor. Istilah kerennya, re-charge. Jadi tugas guide itu saya laksanakan
dengan sepenuh hati. Toh, hari itu sedang tidak ada program dan teman piket
saya mempersilahkan saya pergi. Sip!
Kebetulan Ferdi, mahasiswa Sastra Nusantara UGM angkatan
2008, amat menggemari candi-candi. Ia bahkan mengambil tema skripsi tentang candi.
Berbagai macam candi Hindu dan Budha telah ia lawat. Hasil lawatan tersebut
dituangkan dalam blog pribadinya yang berjudul “Laler Kliter”. Nama yang unik
dan sangat njawani. Di awal-awal KKN,
saya mengojok-ojoki dia dan rekan-rekan dalam pers mahasiswa untuk mampir ke
Dieng. Di samping saya kangen dan membutuhkan semangat dari mereka, Dieng
memiliki aneka rupa candi Hindu. Pokoknya sekali datang ke Dieng, macam-macam
candi terkunjungi.
Akhirnya hari yang ditunggu pun datang juga. Pagi-pagi
setelah sahur, Syefi (anak SKM Bulaksumur UGM yang KKN di Dieng Kulon) mengirim
pesan ke ponsel saya dan memberi tahu kalau Ferdi jadi datang ke Dieng.
Asyiiiikkkk! Kami pun terlibat konflik bathin (baca: kebingungan) dalam
menjelaskan arah menuju Dieng berhubung si Ferdi belum pernah ke Dieng.
Akhirnya jam 11.00 WIB, Ferdi dan Zaki sampai. Ups, saya
telanjur gembira karena mengira anak-anak satu pers mahasiswa akan datang!
Ternyata ya, hanya mereka berdua saja. Tak apalah! Yang penting jalan-jalan,
suasana baru, dan senang!
Gambar 1. Candi Arjuna sekompleks dengan Pendopo Soeharto
– Whitlam (Foto: Yuradita Soemantri)
Rute kami pun berkisar antara lingkaran Dataran Tinggi
Dieng. Tentunya tidak jauh-jauh dari yang namanya Candi. Yang pertama adalah
Kompleks Candi Arjuna.Kompleks Candi Arjuna berada dalam satu kompleks yang
sama dengan Pendopo Soeharto-Whitlam. Nama Soeharto tentu sudah familiar,
sedangkan Whitlam kalau tidak salah adalah mantan perdana menteri Australia. Dahulu mereka pernah
beristirahat dan berdiskusi di tempat ini dengan tujuan membahas masalah Timor
Timur. Itulah mengapa pendopo berwarna hijau ini dinamakan demikian. Kini
pendopo ini digunakan sebagai kantor sekretariat bersama pengelola obyek-obyek
wisata di Dieng. Kadang kala bisa digunakan pula oleh pihak luar untuk
pertemuan-pertemuan tertentu. Partai Nasional Demokrat misalnya, pernah
mengadakan musyawarah di tempat ini.
Gambar 2. Kompleks Candi Arjuna (Foto: Yuradita
Soemantri)
Inilah Kompleks Candi Arjuna yang dimaksud. Di dalamnya ada
lima candi sekaligus. Mereka adalah Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Puntadewa,
Candi Srikandhi, dan satunya lagi saya lupa!
Gambar 3. Candi Arjuna
Gambar 4. Candi Arjuna juga dekat dengan Kompleks Sendang
Sedayu
Tak jauh dari Kompleks Candi Arjuna, dapat ditemui Kompleks
Sendang Sedayu. Dalam kompleks ini, terdapat dua sumber mata air yang
dilindungi oleh pohon besar. Ini adalah salah satu bukti bahwa melestarikan alam
itu bermanfaat. Ketika kita membiarkan pohon tumbuh besar dan tidak ditebang,
maka kita akan mudah menemukan sumber air di dekatnya. Salah satu sumber air di
kompleks ini bahkan digunakan dalam ritual pemotongan rambut gimbal dalam Dieng
Culture Festival. Tepatnya pada prosesi pemandian anak gimbal.
Gambar 5. Salah satu dari dua sumber air di Sendang
Sedayu
Gambar 6. Sumber air membentuk sumur
Gambar 7. Kompleks Dharmasala di dekat Sendang Sedayu
Gambar 8. Kompleks Dharmasala yang berisi puing-puing
rekonstruksi bangunan purbakala
Gambar 9. Candi Setyaki dan dodi-dodi di sekitarnya
Gambar 10. Candi Bima