Hakikat Teori
Kita dapat
membuat dua generalisasi tentang teori:
1. Semua
teori adalah abstraksi. Teori-teori komunikasi tidak sendirian dalam prosesnya
menjadi dikonseptualisasikan. Sebagai hasilnya, setiap teori berat sebelah;
setiap teori meninggalkan beberapa hal di luarnya. Sebuah teori fokus pada
hal-hal tertentu dan mengabaikan yang lainnya. Kepercayaan ini penting karena
ia mengungkapkan dasar kekurangan dari beberapa teori. Tidak ada satupun teori
yang akan mengungkapkan kebenaran.
2. Semua
teori harus dilihat sebagai konstruksi. Teori diciptakan manusia, bukan
ditahbiskan oleh Tuhan. Teori menggambarkan macam-macam jalan pengamat melihat
lingkungan mereka, tetapi teori sendiri tidak merefleksikan kebenaran. Banyak
pembaca dan teoris melupakan prinsip ini. Pelajar sering terjebak oleh konsep
bahwa kebenaran dapat dilihat di dalam teori.
Elemen Dasar Teori
Teori terdiri
atas dua elemen, yaitu:
1. Konsep,
adalah aspek paling dasar dan pertama dalam teori. Mengkonseptualisasi secara
dasar terdiri dari mengelompokkan berbagai hal dan kejadian ke dalam kategori
menurut kualitas-kualitas yang diamati.
Bagian
penting dalam mengkonseptualisasi adalah labeling. Kita mengidentifikasi konsep
kita dengan simbol, terkadang juga kata-kata, dan sebuah bagian integral dari
teori yang merupakan seperangkat istilah yang menangkap konsep teori. Konsep
dan definisi tidak bisa dipisahkan. Bersama-sama mereka memberitahu kita apa yang
teoris lihat dan apa yang diakui penting.
2. Eksplanasi,
adalah lebih dari sekedar penamaan dan pendefinisian variabel. Eksplanasi
mengidentifikasi keteraturan dalam hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Dalam istilah sederhana, eksplanasi menjawab pertanyaan karena eksplanasi
secara utama menyandarkan dirinya pada prinsip keperluan (Principle of
Necessity).
Principle of Necessity
Prinsip
keperluan adalah penjelasan yang menandakan beberapa kekuatan logika di antara
variabel-variabel yang membuat hasil khusus diperlukan. Jika x terjadi,
kemudian y perlu atau mungkin.
Contoh:
Jika
anak-anak melihat banyak kekerasan pada televisi (x), beberapa mengatakan
mereka akan mengembangkan kecenderungan kekerasan (y).
Ada
macam-macam keperluan, yaitu:
·
Causal necessity, menjelaskan kejadian dalam
istilah sebab-akibat, di mana perilaku dilihat sebagai sebuah hasil kekuatan
kausal.
·
Practical necessity, menjelaskan kejadian dalam
istilah pencapaian tujuan, di mana perilaku dilihat sebagai aksi yang
disengaja, yang didesain untuk mencapai beberapa tujuan atau keadaan di masa
depan.
Merangkai
Ekplanasi
Teori kerap mengambil secara bersamaan
sebuah kerangka eksplanatori yang terperinci. Layaknya suatu kerangka, pernyataan
dihubungkan oleh koneksi logika supaya ketika sejumlah pernyataan diterima,
pernyataan lainnya mengikutinya secara logis. Ini disebut rangkaian logika (logical chaining), yang mana bersandar
pada kekuatan konsistensi logis. Pada skema keseluruhan dari teori, logika ini
adalah lem yang memegang erat bersamaan bermacam pernyataan teoritis.
Hukum, Peraturan, dan Sistem
Secara
tradisional dalam bidang komunikasi, teori telah dipisahkan hingga tiga tipe,
tergantung pada metode primer eksplanasinya.
·
Law
Theories, dipercaya untuk menyandarkan dirinya secara utama pada causal
necessity karena mereka menitikberatkan pada penggunaan pernyataan sebab akibat.
·
Rules
Theories, mengatakan untuk lebih menyandarkan diri pada practical necessity
karena mereka mengatakan bahwa manusia mengikuti peraturan supaya mencapai tujuannya.
·
Systems
Approach, ia berada di antara law theories dan rules theories. Ia bersandar
pada kerangka logis di antara elemen-elemen sistem yang mempunyai causal
necessity dan practical necessity.
Tradisi Ideal Teori
Tradisi ilmu
sosial telah didominasi oleh sebuah pendekatan pada teori dan riset yang diperagakan
pada ilmu alam eksperimental. Beberapa metode didasarkan pada empat bagian:
1) Mengembangkan
pertanyaan
2) Membentuk
hipotesis
3) Menguji
hipotesis
4) Merumuskan
teori
Pendekatan
tersebut dikenal sebagai hypothetico-deductive-methods, di mana teori dilihat
sebagai kodifikasi hipotesis dan/atau penemuan dari sebuah rangkaian uji. Pendekatan
ini didasarkan pada asumsi bahwa fenomena kompleks dipahami paling baik dalam
istilah analisis tajam dari bagian-bagian, di mana menyarankan label
alternatif, the variable-analytic traditions.
Metode tersebut
didasarkan pada lima konsep besar:
·
Hipotesis: di mana sebuah tebakan dibentuk
dengan baik, yang tentang hubungan antra variabel-variabel tersebut.
·
Operasionalisme: prinsip bahwa semua variabel
dalam hipotesis harus dinyatakan dalam cara yang menyediakan arti observasi.
·
Kontrol dan manipulasi: kontrol dan manipulasi dalam pengamatan
dianggap sangat penting karena hanya satu-satunya cara hubungan sebab akibat
dapat dipastikan.
·
Meliputi hukum: pernyataan teoretikal dari sebab
dan akibat yang relevan dengan seperangkat fakta-fakta variabel lintas situasi.
·
Prediksi: konsep final dari penyelidikan klasik
ilmu sosial.
PARADIGMA ALTERNATIF
Paradigma klasik
yang menyatakan bahwa “pengetahuan sebagai penemuan” kerap ditolak oleh sarjana
pada tradisi lainnya. Robyn Penman telah menguraikan lima pendapat paradigma
alternatif, yaitu:
1. Aksi
adalah sukarela.
2. Pengetahuan
diciptakan secara sosial.
3. Teori
adalah sejarah.
4. Teori
mempengaruhi kenyataan yang mereka liputi.
5. Teori
sarat nilai.
PERKEMBANGAN TEORI DAN PERUBAHANNYA
Teori dapat
berubah dalam tiga cara.
1. Pertumbuhan
oleh perpanjangan.
2. Pertumbuhan
oleh tujuan.
3. Melalui
revolusi.
FUNGSI TEORI
·
Untuk mengorganisasi dan meringkaskan
pengetahuan.
·
Untuk fokus.
·
Untuk menjelaskan apa yang diamati.
·
Teori menawarkan sebuah bantuan penelitian.
·
Untuk memprediksi.
·
Fungsi heuristik.
·
Teori menyajikan sebuah fungsi komunikatif yang
sangat diperlukan.
·
Untuk kontrol.
·
Fungsi generatif.
ISU FILOSOFIS DALAM STUDI KOMUNIKASI
Isu Epistemologi
·
Untuk apa pengetahuan ada sebelum pengalaman?
·
Untuk apa pengetahuan diyakini?
·
Dengan apa proses pengetahuan timbul?
·
Apakah pengetahuan terbaik dipahami pada
bagian-bagian tertentu atau keseluruhannya?
·
Untuk apa pengetahuan itu eksplisit?
Isu Ontologi
·
Untuk apa manusia membuat pilihan-pilihan nyata?
·
Untuk apa manusia paling baik dipahami dalam
istilah keadaan versus karakter?
·
Untuk apa manusia mengalami individu versus
sosial?
·
Untuk apa komunikasi dikontekstualisasikan?
Isu Aksiologis
·
Apakah teori bebas nilai?
·
Untuk apa praktek penyelidikan pengaruh yang
dipelajari?
·
Untuk apa ilmu pengetahuan mencoba to meraih
perubahan sosial?
BAGAIMANA MENGEVALUASI TEORI KOMUNIKASI?
1. Bidang
Teoritikal
Bidang teori
adalah kekomprehensivan atau keinklusifannya. Ia bersandar pada prinsip
generalitas. Tipe-tipe generalitas:
·
Cakupan bidang yang luas
·
Cakupan bidang yang sempit
2. Kelayakan
Apakah asumsi
epistemologi, ontologi, dan aksiologi teori layak untuk pertanyaan teoritis
yang dialamatkan dan metode riset yang digunakan?
3. Nilai
Heuristik
Akankah teori
menggeneralisasi ide baru untuk riset dan teori tambahan?
4. Validitas
Validitas adalah
nilai kebenaran dari sebuah teori. Ada tiga macam validitas, yaitu:
·
Nilai, berkonsentrasi pada pertanyaan penting
atau kegunaannya, apakah ia konseptual atau pragmatis.
·
Korespondensi, apakah konsep dan hubungan yang
dispesifikasikan oleh teori dapat diamati secara aktual.
·
Kemampuan untuk digeneralisasikan, yang merujuk
pada luasnya prinsip teori yang diaplikasian lintas situasi.
5. Parsimoni
Uji parsimoni
dapat disebut logical simplicity. Jika dua teori sama-sama valid, salah satunya
dengan penjelasan logis paling sederhana adalah yang dianggap paling baik.
6. Keterbukaan
Teori terbuka
pada kemungkinan lainnya.
No comments:
Post a Comment