Thursday, 16 February 2012

Status Selebriti: Infotainment dan Jejaring Sosial Selebriti


Salah satu program program acara infotainment yang saya sukai adalah Status Selebriti (SS). SS merupakan salah satu program infotainment besutan stasiun televisi SCTV. Dengan pembawa acara Dimas Beck atau Joe Richard (703 Richard), mereka membawakan sebuah infotainment dengan konsep baru dan cukup unik. Bahkan, konsep ini mungkin belum pernah terpikirkan juga oleh programer acara lainnya.
Jika pada umumnya pembawa acara infotainment adalah wanita, maka tidak dengan SS. SS hanya dibekali seorang presenter pria saja, tanpa ada kehadiran seorang pun presenter wanita. Tak hanya itu, jika infotainment biasa melakukan syuting di studio, SS merubah kebiasaan itu. SS melakukan shooting justru di tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan atau tempat-tempat wisata. Yang lebih unik dan berbeda adalah mereka menggunakan logika jejaring sosial layaknya Facebook atau Twitter.
Apa maksudnya logika jejaring sosial yang saya sebutkan di atas? SS mengabarkan sejumlah informasi dari selebriti melalui semacam situs yang menyerupai jejaring sosial bernama Status Selebriti. Di sana para artis mempunyai akun masing-masing dan saling memperbarui status mereka. Status mereka yang diperbaharui itulah yang akan menjadi informasi yang disampaikan kepada pemirsa. Namun, hingga saat ini belum diketahui apakah status tersebut benar-benar asli ditulis oleh si artis atau hasil wawancara kru SS yang dituliskan kembali dalam bentuk status jejaring sosial. Agar acara tidak membosankan, pembawa acara menghampiri beberapa orang yang ada di pusat perbelanjaan atau obyek pariwisata. Kemudian ia mengajak orang tersebut membaca status selebritis yang sedang dibahas. Setelah itu barulah muncul video yang menjelaskan mengenai status artis tersebut.
Ternyata keunikan dan kelebihan SS tak hanya itu saja. Untuk menciptakan sense jejaring sosial selebritis yang sesungguhnya, tim produksi SS juga membuat situs tersebut di dunia maya. Situs itu juga bernama Status Selebriti. Tampilannya pun tak ubahnya dengan jejaring sosial yang ditampilkan saat disiarkan di televisi. Sama persis! Hal ini kiranya sangat menguntungkan bagi para penggemar karena dapat terus keep in touch dengan idolanya dan juga dengan program SS sendiri.
Bisa dibilang SS merupakan inovator program infotainment yang mengikuti tren dan perkembangan zaman. Apalagi mengingat kegemaran masyarakat Indonesia yang kini gemar berinternet dan selalu memperbaharui informasi dari jejaring sosial kapan saja dan di mana saja. Di samping itu, SS kerap menyajikan berita yang beragam dari macam-macam selebriti. Tak hanya yang sifatnya hardnews, melainkan juga yang sifatnya feature dan ringan. Penonton dapat merasakan bahwa informasi selebriti yang ditayangkan tidak hanya itu-itu saja.
Namun, konsep yang sedemikian rupa menyebabkan resiko tertentu yang membuahkan kekurangan pada SS. Secara konten, kadang-kadang ada informasi yang tidak penting. Ibarat berita, informasi yang ditayangkan terkadang tidak memiliki nilai berita sehingga penonton merasa jenuh dengan topik yang sedang ditayangkan. Pernah juga ada suatu liputan yang isinya tidak jauh berbeda seperti yang stasiun televisi lainnya tayangkan. Padahal informasi tersebut sifatnya tidak hardnews.
Ditengok secara teknis, siaran infotainment yang dilakukan di area umum kurang mengasyikkan untuk dilihat. Ini karena SS sering menghampiri sekumpulan orang untuk membacakan status selebriti yang akan ditayangkan. Kumpulan orang tersebut nampak tidak nyaman dilihat karena mereka nampak mendesak-desak tubuh pembawa acara. Ketidaknyamanan terasa lagi saat kumpulan orang tersebut membaca status secara bersamaan. Suaranya terdengar tidak kompak dan tidak jelas. Belum lagi kalau syuting dilakukan di ruang yang agak sempit. Bagi saya, ini cukup mengganggu lah!

No comments:

Post a Comment