Monday, 14 April 2014

Sate Pak Banjir, Tak Pernah "Surut"

Mengunjungi kota Solo, tak lengkap apabila tak mampir ke warung Sate Ayam Pak Banjir. Sesuai namanya, warung ini tak pernah surut dari banjir pelanggan.
Coba saja mampir ke Jalan Ronggowarsito, Solo. Di seberang toko daging berjudul Saffron, ada sebuah trotoar dengan sisi yang disediakan untuk duduk. Di situlah Pak Banjir dan istrinya membuka tenda. Sedari jam 5 sore, kepul asap dan bara arangnya sudah merayu-rayu setiap kendaraan yang lewat.


Sate Ayam Pak Banjir yang tengah didatangi pembeli

Dibandingkan sate ayam lainnya, sate Pak Banjir jelas beda. Sate ini menggunakan uritan (telur muda) pada tusukannya. Anda tinggal memilih. Mau uritan asli atau yang sintetis? Yang sintetis dibuat dari putih telur ayam dan ini dikenali dari bulatan-bulatannya yang mengencang pada poros tusukan lidi. Sedangkan yang asli benar-benar terbuat dari kuning telur yang belum dibuahi. Bagi pengidap kolesterol, disarankan jangan mencoba uritan yang asli. Ini karena uritan yang asli merupakan jeroan. Apalagi masih ada hati ayam dalam tusukan sate uritan asli. Sedangkan orang-orang yang memerlukan kadar albumin, uritan sintetis lebih dianjurkan. Kalau Anda menghindari keduanya, Pak Banjir masih menyediakan sate ayam biasa berisi daging semua.


Sate uritan sintetis dan sate biasa

Kalau Anda mencari sambal di sini, percayalah tak ada! Sebab sate ayam Pak Banjir lengkap dengan lontongnya, akan dibumbui dengan kuah kacang dan bertabur potongan bawang merah serta cabe rawit saja. Namun sensasi cabe rawit yang dipotong-potong tersebut cukup membuat suasana menggelegar tanpa sambal.


Seporsi sate uritan yang dicampur sate biasa. Lengkap dengan lontong, bawang merah, dan cabe rawit.

Seporsi sate lengkap dengan lontong dan minumnya diperkirakan kira-kira Rp 15.000,00/porsi. Ini juga tergantung sate mana yang Anda pilih. Karena harga per tusuk untuk sate biasa, sate uritan sintetis, dan uritan asli pun berbeda. Dan jangan ragu bila ingin tambah cabe rawit dan bawang merah. Bu Banjir siap memotongkannya dalam keadaan segar dan tanpa tambahan biaya.


Cabe rawit dan bawang merah yang dipakai hanyalah yang segar

Karena sudah lumayan dikenal di Solo, sate ini juga sudah memiliki cabang. Cabang Sate Ayam Pak Banjir ada di Perempatan Nonongan, Jalan Slamet Riyadi. Tepatnya di dekat restoran Kusuma Sari. Tak jauh beda dengan Jalan Ronggowarsito, cabangnya ini juga terletak di trotoar depan toko yang telah tutup jika sore. Penjualnya pun masih bersaudara dengan Pak Banjir.
Bagaimana? Tertarik mencoba?

No comments:

Post a Comment