Kalimat itu muncul dari seorang ibu ketika saya menanyakan
ada apa di ruas jalan samping pusat belanja Ramayana, Malioboro, Yogyakarta.
Ibu itu adalah seorang penjaja majalah bekas yang memang mangkal di bawah
gapura besar bertuliskan Kampoeng Ketandan.
Ya. Jalan Ketandan yang dimaksud ibu itu. Selasa (1/4) siang,
saya menyempatkan menyusuri jalan yang merupakan chinatown itu. Lekas setelah membeli majalah pesanan pelanggan, saya
menjejaki Ketandan. Udara panas tak menyurutkan karena payung kecil menjadi
solusinya.
Melalui gapura besar, tinggi, dihiasi dominasi warna merah
dan hijau, serta ornamen naga yang begitu oriental, saya menyangka bahwa banyak
hal menarik di dalamnya. Nyatanya, benar kata ibu tadi. Jalan ini tak ubahnya
gang biasa. Kemegahan gapura yang indah di awalnya, ternyata hanya sekedar
pertanda saja bahwa di sana adalah perkampungan etnis Tionghoa.
Mungkin ekspektasi saya juga yang terlalu tinggi. Sejak
diresmikan pada Februari 2013 dan diiringi acara “Pekan Budaya Tionghoa
Yogyakarta” pada setiap perayaan Imlek, saya mengira bahwa di sana akan ditemui
daerah wisata yang menarik. Minimal ada sesuatu yang unik dan berbau oriental.
Lebih masuk lagi, saya menemui gapura yang sama megahnya
seperti di awal tadi. Gapura itu bertuliskan The Malioboro Heritage Yogyakarta.
Usut punya usut, di dalamnya adalah sebuah hotel.
Tepat di sebelah gapura hotel adalah kantor Dreamlight World
Media. Dari reklame yang terpasang, diketahuilah kalau kantor ini memproduksi
kartun Dunia Fantasi di salah satu stasiun televisi swasta. Bahkan kabarnya
kartun ini pun diminati di pasar Asia. Tak disangka, jiwa kreatif Yogyakarta
juga potensial di bidang perkartunan.
Saya tak henti berjalan hingga menemui sebuah perempatan
kecil. Dari situ, saya lantas berbelok ke kanan karena tujuan selanjutnya
adalah pusat buku Shopping Center. Tak dinyana jalan itu masih bernama
Ketandan. Berbeda dari ruas jalan Ketandan sebelumnya, di sini saya menemukan
hal yang menarik. Ibarat ilmu marketing, saya akan branding jalan ini dengan “Kampung Emas”.
Di ruas inilah berjajar toko emas. Meski hampir setiap nomor
rumah menjadikannya bisnis, mereka seakan tak takut akan persaingan. Mereka
seakan tak takut rugi. Apalagi di setiap toko ini juga melayani jual beli emas.
Cara Menang Taruhan Sabung Ayam Online 2020
ReplyDelete