Jutaan orang di dunia pasti tidak akan melewatkan apa yang
disebut malam pergantian tahun baru. Mereka semua, entah di Greenwich, London,
Paris, atau pun Indonesia, akan tumpah ruah turun ke jalanan merayakannya.
Tradisi manusia dari tahun ke tahun adalah membawa properti berupa terompet dan
kembang api untuk menandai bahwa inilah waktunya, tahun telah berganti. Pun,
tak terkecuali di Yogyakarta.
Saya yang biasanya melewatkan malam tahun baru bersama
keluarga, kali ini mencoba keluar zona. Saya dan kawan-kawan Pers Mahasiswa SKM
UGM Bulaksumur, berkumpul bersama di markas besar. Sengaja untuk melewatkan
malam tahun baru bersama-sama. Tidak pandang bulu apakah kami jomblo atau tidak, semua berkumpul
begitu saja. Yang punya pacar ya pacarnya dibawa serta, yang tidak ya nasibmu!
Hahaha....
Yang awalnya sedikit, lama-lama menjadi bukit. Satu per
satu, orang-orang berdatangan. Tanpa babibu, langsung saja kami persiapkan
acara tahun baruan. Tungku dipasang bersama baranya dan laptop dinyalakan bersama mic
dan speakernya. Sebagian orang
membakar jagung dan ubi. Sebagian lagi berkaraoke ala minilyric. Tak hanya itu, semakin berdatangan para anggota, maka
suplai makanan juga semakin banyak. Saat itu juga saya bisa membedakan mana
kripik Ma’Icih level pedas 10 yang asli dan palsu. Tak kalah asyik, saya pun makan
duren yang manisnya tak terlupakan sampai sekarang. Haha, sedikit lebay!
Sedangkan itu, awalnya kawan-kawan yang malu untuk
berkaraoke satu per satu penasaran. Dimulai dari Etha diikuti pacarnya Prem
(yang membentuk duo Anang-Ashanty, eh Anang-Syahrini), kemudian Aji, Juned
(sedikit malu-malu karena direkam), Bang Beryl, Kecap (baru datang langsung
minta mic), kemudian Ijat (karaoke di kala sepi dengan lagu Armada). Serunya,
saya merekam suara mereka dengan software di laptop tanpa mereka sadari.
Padahal mata mereka juga tertuju ke laptop. Tanpa bermaksud iseng, tapi
fasilitas karaoke di laptopku emang begitu. Seharusnya bisa direkam dengan
video juga, akan tetapi softwarenya
menyebalkan! Hehehe...
Gambar 1. Suasana malam tahun baru di
SKM UGM Bulaksumur. Ada yang karaoke, bakar jagung dan ketela, dan tentunya
narsis. (Foto: Vita Kent)
Then, tengah malam kurang beberapa dari kami berjalan menuju
Bunderan UGM. Di sana sudah ramai sekali. Biasanya ramai karena kendaraan, kini
ramai dengan lautan manusia. Mau menyeberang ke tengah bunderan pun tak usah
ragu. Selanjutnya parade kembang api berturutan mempesona penontonnya. Dari
sekian parade, kembang api dari arah Gramedia merupakan yang paling hebat dan
keren. Pancuran cahayanya pun tidak biasa dan besar-besar. Saya pikir, pasti paling
mahal kembang apinya. Di sela-sela menonton pertunjukkan itu, ada sesi curhat
dengan sahabat saya. Dia cerita masalahnya, saya juga cerita masalah terkini
saya. Ternyata baru saya sadari, midnight
always be the right quality time to share everything. Paling tidak, sampai
kini pengalaman saya mengatakan demikian.
Kembang
Api di Bunderan UGM
Akhirnya kita semua telah menginjak 2012. Ibarat menginjak
tanah yang berbeda, harus ada banyak penyesuaian dan adaptasi dengan tanah yang
diinjak. Hendaknya kita menginjak tahun yang baru dengan harapan yang berbeda
pula. Tujuannya satu, mencapai perubahan yang mampu merubah diri kita sebaik
mungkin dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, membuat sebuah resolusi
adalah hal yang dipandang sangat urgen. Saya mau tahun 2012 lulus, saya mau
dapat pacar, dll. Mungkin itu harapan yang kerap diingini orang. Apapun itu,
yakinkan resolusimu bukan hanya sekedar resolusi! Resolusi adalah revolusi bagi
diri! Bagaimana anda merevolusikan diri anda, itu tergantung diri anda. “Hidup
itu penuh dengan pilihan, maka dari itu tidak semuanya bisa dilakukan. Maka
dari itu perlu adanya PRIORITAS!” (Tung Desem Waringin)
Akhir kata, Happy New
Year everybody! Selamat memulai mencicil resolusimu, selamat berevolusi!
NB: Mengapa tahun baru 2012 jatuh pada hari Minggu? Agar
hari Senin, Anda langsung bekerja mencicil resolusi Anda! :D
No comments:
Post a Comment